Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penjual Nasi Uduk jadi Korban First Travel: Hingga Ibu Saya Meninggal, Tidak Ada Kepastian

Korban First Travel penjual nasi uduk, kumpulkan uang demi berangkat ke tanah suci bersama ibu. Hingga ibu meninggal, tidak ada keputusan.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Miftah
zoom-in Penjual Nasi Uduk jadi Korban First Travel: Hingga Ibu Saya Meninggal, Tidak Ada Kepastian
Youtube/Indonesia Lawyers Club
Eli, salah satu korban First Travel 

TRIBUNNEWS.COM - Polemik kasus First Travel yang tidak memberangkatkan puluhan ribu jamaah umroh menyisakan cerita haru.

Tidak hanya gagal berangkat ke tanah suci, diberitakan sebelumnya putusan Mahkamah Agung (MA) menguatkan vonis Pengadilan Negeri Depok dan Pengadilan Tinggi Bandung mengungkapkan aset First Travel dirampas negara.

Terdakwa Direktur Utama First Travel Andika Surachman (kedua kanan), Direktur Anniesa Hasibuan (kanan), dan Direktur Keuangan Siti Nuraida Hasibuan (kedua kiri) menjalani sidang kasus dugaan penipuan dan pencucian uang biro perjalanan umrah First Travel dengan agenda pembacaan amar putusan di Pengadilan Negeri Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (30/5).
Terdakwa Direktur Utama First Travel Andika Surachman (kedua kanan), Direktur Anniesa Hasibuan (kanan), dan Direktur Keuangan Siti Nuraida Hasibuan (kedua kiri) menjalani sidang kasus dugaan penipuan dan pencucian uang biro perjalanan umrah First Travel dengan agenda pembacaan amar putusan di Pengadilan Negeri Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (30/5). (Kompas/Indrianto Eko Suwarso)

Artinya, uang para korban yang sudah disetorkan ke First Travel terancam tidak bisa kembali.

Satu di antara korban First Travel adalah Eli, penjual nasi uduk  yang mengaku hanya diberikan janji-janji pemberangakatan, namun hingga kini tidak terealisasi.

Baca: Aset First Travel Dirampas Negara, Pengamat Hukum: Harusnya Prioritaskan Dulu pada yang Berhak

Baca: Jubir Korban First Travel Ungkap Kekecewaannya pada Kajari Yudi Triadi: Kenapa Aset Sitaan Dilelang?

Ia mengungkapkan pendapat dan kisah harunya kala diundang menjadi peserta diskusi di program Indonesia Lawyers Club (ILC) TV One, Selasa (19/11/2019).

Melansir tayangan ILC yang diunggah di kanal Youtube, Eli mengaku heran dengan keputusan aset First Travel disita negara.

"Yang saya pertanyakan, itu kan bukan uang korupsi, kenapa harus diserahkan ke pemerintah. Sedangkan saya taruh uang di First Travel karena ngumpulin," ucapnya.

BERITA REKOMENDASI

Jual Nasi Uduk untuk Berangkat Umroh

Eli menceritakan bagaimana perjalanannya mengumpulkan uang agar bisa berangkat ke tanah suci bersama sang ibu.

"Jujur saja saya hanya seorang pedagang nasi uduk, yang ingin sekali menunaikan ibadah. Saya mengumpulkan sedikit demi sedikit, saya berharap saya bisa pergi dengan ibu saya," ujarnya.

Eli, korban First Travel
Eli, korban First Travel (Youtube Indonesia Lawyers Club)

Awalnya, First Travel menjanjikan memberangkatkan Eli dan sang ibu di bulan Maret 2017.

Namun, First Travel menunda keberangkatannya.


Hingga akhirnya, First Travel meminta Eli untuk membayar tambahan Rp 2,5 juta agar bisa diberangkatkan di bulan Ramadhan tahun 2017.

Artinya, Eli harus menyetor Rp 5 juta untuk tambahan dirinya dan sang ibu.

"Saya diundur sampai akhirnya ditawari satu tambahan sejumlah 2,5 juta, katanya tambahan di bulan Ramadhan.

Saya cari tambahan pak demi agar bisa menunaikan ibadah, saya setorkan 5 juta untuk berdua.

Tapi akhirnya apa, di bulan Ramadhan pun saya tidak diberangkatkan," ucapnya.

Ia mengungkapkan selama ini telah berusaha mencari keadilan.

"Sampai saat ini saya mencoba mencari keadilan, mungkin bagi First Travel atau pemerintah terkait uang saya tidak berharga. Tapi untuk saya uang itu berarti," ujarnya.

Hingga Sang Ibu Meninggal Dunia

Eli mengungkapkan perjuangan berjualan nasi uduk ia lakukan demi keberangkatan umroh dirinya dan sang ibu.

Dirinya pun berkali-kali melakoni persidangan untuk mencari keadilan.

"Saya harus bangun jam 3, harus jualan di pagi hari, ngumpulin sedikit demi sedikit," ucapnya.

Ilustrasi Nasi Uduk
Ilustrasi Nasi Uduk (Instagram.com/ @bonjakuid dan @hendridinoto)

Hingga akhirnya, sang ibu meninggal dunia pada 17 September 2019 lalu dalam kondisi tanpa kejelasan pemberangkatan umroh.

"Sampai detik terakhir mau meninggal, karena saya sering menjalani sidang ke Depok, dia selalu menanyakan bagaimana hasilnya? Bagaimana hasilnya? Karena dia ingin sekali melihat saya berangkat umroh, sampai akhirnya ibu saya meninggal, tidak ada kepastian sampai saat ini," ungkapnya.

Ia berharap aparat dan pihak berwenang mampu menghasilkan kebijakan untuk mengembalikan uang jamaah.

"Di sini saya minta Pak Karni dan para aparat terkait yang menangani First Travel, coba tolong dilihat, saya mungkin orang yang tidak punya apa-apa, sangat berharap sekali uang itu dikembalikan, atau saya diberangkatkan," pintanya.

Eli meminta pihak terkait yang menangani kasus ini untuk melihat perjuangan calon jamaah yang berjuang keras untuk mencari uang.

"Sampai kapan? Sampai kapan saya harus nunggu? Dari 2017 sampai sekarang tidak ada kepastian. Bahkan terdengar lagi suara bahwa itu akan diserahkan ke pemerintah."

"Di sini saya ketuk hati pemerintah, jika memang itu diserahkan ke pemerintah, jujur saya tidak ikhlas. Karena saya benar-benar mencari dari jerih payah keringat saya. Saya bukan orang mampu," ucapnya.

Baca: Juru Bicara Perkumpulan Korban First Travel Sebut Pihaknya Kini Perjuangkan Keadilan tanpa Pengacara

Baca: Di ILC TvOne, Juru Bicara Korban First Travel Mengaku Mencari Keadilan Layaknya Detective Conan

Diajak Umroh Ustadz Yusuf Mansur

Setelah mendengar kisah Eli, Ustadz Yusuf Mansur (UYM) menjanjikan Eli berangkat umroh pada Januari 2020 mendatang.

Sebelumnya, ketika Eli menceritakan kisahnya, UYM tampak terharu.

Ust Yusuf Mansur terharu mendengar cerita ibu Eli
Ust Yusuf Mansur terharu mendengar cerita ibu Eli (Youtube Indonesia Lawyers Club)

"Ibu Eli ini luar biasa, tadi saya dengerin, nggak ada saya kira yang nggak tersentuh, tujuh tahun, nabung lho. Insya Allah bu Eli, Januari saya berangkatin umrah," ucapnya.

UYM juga memberikan penguatan kepada para korban First Travel.

"Kalau urusan polemik kan udah beres ya, izinkan saya ngasih penguatan sedikit saja untuk 63 ribu orang dan siapa yang serupa dengannya di urusan apapun," ucapnya.

"Demi Allah, masalah itu keren, punya masalah itu baik. Punya masalah itu bagus. Kalau punya masalah itu beruntung. Kita dipilih Allah SWT.

Bapak ibuk sudah tercatat sebagai, Insya Allah, jamaah umroh. Saya kira hadiahnya pasti dobel. Nggak cuma umroh, besok bakal panjang umur, bakal sembuh dari penyakit, bahkan naik haji, Insya Allah," ungkapnya.

UYM juga berharap agar negara mampu memberikan penyelesaian terhadap 63 ribu korban First Travel dengan baik.

"Semoga negara juga dikasih kekuatan dan rizki yang banyak dan jalan untuk mengeksekusinya. Kalau ada willing dari semua pihak Insya Allah bisa terwujud," ucapnya.

(TRIBUNNEWS.COM/Wahyu Gilang Putranto)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas