Menteri ATR/Kepala BPN, Sofyan Djalil: Sistem Sudah Baik tapi Masih Banyak Kekurangan
Menteri ATR/Kepala BPN, Sofyan Djalil:Sistem Sudah Baik tapi Masih Banyak Kekurangannya
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menjawab tantangan era 4.0.
Salah satunya dengan melaksanakan Forum Ilmiah bertema Administrasi Pertanahan dan Tata Ruang Indonesia Menuju Modern, Digital, dan Terpercaya.
Baca: Tertibkan Aset, Kementerian ATR/BPN Gandeng 3 BUMN
Menteri ATR/Kepala BPN, Sofyan A. Djalil menghadiri sekaligus membuka acara Forum Ilmiah yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kementerian ATR/BPN.
“Tema ini sangat kontekstual karena arah dan tujuan yang kita tetapkan adalah menuju lembaga berkelas dunia. Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan persiapan yang sangat serius dan cermat,” ujar Sofyan A. Djalil saat membuka acara di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Sofyan A. Djalil menjelaskan jika riset ilmiah ini diseriuskan dan diaplikasikan, maka ada banyak improvement yang bisa dilakukan untuk kemajuan Kementerian ATR/BPN.
"Puslitbang harus menjadi mata dan telinga kementerian untuk perbaikan sistem. Sistem kita memang sudah baik, tetapi masih banyak kekurangannya," ujarnya.
Baca: Sofyan Djalil dan Syahrul Yasin Limpo Sepakat Perbaiki Data Luas Lahan Baku Sawah
"Sehingga diharapkan dengan adanya ide-ide melalui forum ilmiah ini dapat memajukan Kementerian ATR/BPN," kata Sofyan A. Djalil.
Fondasi pertanahan yang telah dibangun sejauh ini, tentunya akan memperkokoh pendaftaran tanah di berbagai wilayah penjuru tanah air.
Menuju Indonesia lengkap tahun 2024 dan mungkin sekaligus diharapkan bisa bebas sengketa (complete land registration and zero dispute).
"Kita harus terus menerus melakukan pendaftaran tanpa henti yang juga secara bersamaan menata, membenahi dan membangun sistem yang handal," lanjut Sofyan A. Djalil.
Diharapkan Kementerian ATR/BPN tetap bekerja keras memperkuat data pertanahan dan tata ruang yang mengikuti era industri 4.0 saat ini.
Ke depannya jika semua data pertanahan kita sudah lengkap, maka lembaga pertanahan mungkin hanya di bawah sistem informasi pertanahan saja.
Baca: Surya Tjandra Jadi Wamen, Sofyan Djalil: Kami Banyak Kesamaan
Untuk itu penyajian data yang menjadi syarat mutlak bagi era industri 4.0 harus memegang prinsip data yang Complete, Accurate, Reliable and Integrated.
Pada kesempatan yang sama, Makmur A. Siboro, Plh. Kepala Puslitbang dan juga selaku Ketua Forum Ilmiah menyampaikan, 42 karya abstrak ilmiah untuk diseleksi.
Nantinya akan menghasilkan 5 karya ilmiah topik mengenai Pertanahan dan 5 topik Tata Ruang.
"Sumbangan pemikiran atau ide-ide terbaik melalui karya tulis ilmiah akan memberikan perkembangan bagi pembangunan Indonesia," ungkap Makmur A. Siboro.