Tito Karnavian Sebut Politik Indonesia Stabil Sejak 02 Gabung ke 01: Tinggal Urusannya 212 Aja
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyebut politik Indonesia sudah stabil.
Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyebut politik Indonesia sudah mulai stabil.
Menurut Tito, politik Indonesia stabil sejak Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bergabung di pemerintahan Presiden Jokowi.
Ia mengatakan, sebelumnya saat berkunjung ke Malaysia, tokoh malaysia menyebut politik Indonesia stabil.
"Apapun juga, politik kan tidak miss, tapi dari pandangan Malaysia kemarin ketemu banyak tokoh di sana, menganggap politik Indonesia itu stabil sekarang," ujar Tito dalam sambutannya di acara Munas APPSI VI di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2019), dikutip dari YouTube Kompas TV.
Mantan Kapolri itu menilai stabilnya politik di Indonesia setelah kubu Jokowi dan kubu Prabowo di Pemilihan Presiden lalu itu bergabung.
Tito Karnavian mengaku saat ini tinggal urusannya dengan 212.
Baca: Mahfud Pimpin Rapat Bersama Menag dan Mendagri Bahas Masalah Habib Rizieq
"Terutama semenjak gabungnya 01 sama 02, tinggal urusannya 212 aja," jelas Tito.
Kondisi politik Indonesia yang stabil itu menurutnya membuat para investor Malaysia ingin datang ke Indonesia.
"Semenjak ada rekonsiliasi 01 dan 02 kita nganggep politik Indonesia stabil, sehingga banyak investor Malaysia ingin berinvestasi ke Indonesia," tuturnya.
Baca: Mahfud Gelar Rapat Terbatas Panggil Menag dan Mendagri
Terkait Reuni 212 Desember Mendatang
Sementara itu, Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes polri) menyatakan telah menerima surat pemberitahuan rencana aksi Reuni Akbar 212.
Rencana aksi reuni 212 itu akan digelar di Monumen Nasional (Monas) pada 2 Desember 2019 mendatang.
Karopenmas Mabes Polri Brigjen Argo Yuwono mengatakan sudah menerima surat pemberitahuan reuni 212 itu.
"Mabes Polri sudah menerima surat pemberitahuan, dan tentunya lokasi ada di Jakarta," ujar Argo.
Selanjutnya Mabes Polri akan meminta rekomendasi dari Polda Metro Jaya.
"Mabes Polri tentunya meminta rekomendasi, mulai dari Polres Jakarta Pusat, karena lokasinya ada di sana," jelasnya.
Baca: Tanggapi Tito, Anies Sebut Perkembangan Shanghai dan Beijing Tak Hanya Melampaui Jakarta, tapi Dunia
"Dari Jakarta Pusat, kemudian ke Polda Metro Jaya, dari Polda Metro Jaya tentunya mengirimkan surat pemberitahuan ke Mabes polri," lanjut Argo.
Nantinya, polisi akan menyiapkan pengamanan jika rekomendasi Polda Metro Jaya sudah diserahkan ke badan intelijen dan keamanan Mabes Polri.
(Tribunnews.com/Nuryanti)