Jelang Natal, Polri Imbau Pedagang Tak Timbun Bahan Pokok, Ada Ancaman Denda hingga Rp 100 Miliar
Jelang Natal dan Tahun Baru, Polri mengimbau para pedagang untuk tidak menimbun bahan pokok. Jakarta disebut aman, stok beras di Jateng menipis.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Jelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, Polri mengimbau para pedagang untuk tidak menimbun bahan pokok.
Pedagang yang terbukti melakukan penimbunan pun diancam hukuman berat.
Dilansir melalui Kompas.com, hal itu disampaikan Kabag Penerangan Umum Polri, Kombes Asep Adi Saputra, Rabu (27/11/2019).
"Diminta untuk para pedagang tidak melakukan penimbunan yang kemudian berakhir pada menaikkan harga bahan pangan pokok tersebut," ujarnya.
Tindakan penimbunan bahan pokok melanggar Pasal 133 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
Sementara itu ancaman hukuman tindakan ini adalah pidana penjara maksimal 7 tahun atau denda paling banyak Rp 100 miliar.
Berikut bunyi pasal tersebut:
Pasal 133
"Pelaku Usaha Pangan yang dengan sengaja menimbun atau menyimpan melebihi jumlah maksimal sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 53 dengan maksud untuk memperoleh keuntungan yang mengakibatkan harga pangan pokok menjadi mahal atau melambung tinggi dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun atau denda paling banyak Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)."
Tidak hanya menimbun bahan pokok, Polri juga mengimbau agar pedagang tetap menjual bahan pokok dengan kualitas baik.
"Ini juga akan melanggar UU tentang Perlindungan Konsumen dan UU tentang Perdagangan," ucap Asep.
Asep mengungkapkan, berdasarkan laporan yang diterima, hingga saat ini harga bahan pokok masih dalam kategori stabil.
Dengan masih stabilnya harga, satgas belum melakukan penindakan.
Lebih lanjut, Satgas Pangan Polri akan terus memantau harga bahan pokok.
Asep berharap, pencegahan tindak penimbunan bahan pokok bisa dicegah dengan pemantauan.
"Tentunya pemantauan ini diharapkan memberikan dampak kepada para oknum pedagang yang berupaya menaikan harga dengan cara menimbun terlebih dahulu, kemudian memperdagangkan bahan-bahan pokok ini yang tidak sebagaimana kualitasnya," ujarnya.
Stok Pangan di Jakarta Aman
Stok pangan di Jakarta jelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 aman.
Kepastian tersebut diungkapkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Melansir Kompas.com, Anies menganjurkan semua pihak turut memantau harga bahan pokok.
Pemantauan harga pokok tersebut dapat dilakukan menggunakan aplikasi Info Pangan Jakarta (IPJ).
"Insya Allah pasokan kita aman. Bahkan saya menganjurkan semua untuk menggunakan aplikasi.
Aplikasinya itu memungkinkan mengetahui kondisi harga kebutuhan pokok di Jakarta secara real time, namanya IPJ," ucap Anies, Rabu (27/11/2019).
Stok Beras di Jateng Menipis
Sementara itu, jelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 stok beras di Jawa Tengah dikabarkan menipis.
Melansir Tribun Jateng, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah mencatat sejumlah stok bahan pokok dan harga di wilayah setempat cukup stabil.
"Ketersediaan yang ada di pasar dan Bulog untuk menyangga stabilitas harga cukup memadai," kata Kepala Disperindag Jateng, Muhammad Arif Sambodo, Rabu (27/11/2019).
Meski harga stabil, Disperindag Jateng mengungkapkan bahan pokok dikhawatirkan melonjak.
Stok komoditas beras lah yang kerap atau berpotensi menipis saat nataru.
"Yang jelas pangan yang kami perhatikan, yakni ketersediaan beras. Beras sangat pengaruh pada inflasi," jelasnya.
Ketersediaan beras berpotensi terganggu juga karena faktor alam yakni cuaca yang memaksa petani memundurkan musim tanam hingga hujan turun.
Mundurnya musim tanam otomatis mengganggu jadwal musim panen.
"Karena itu terkait hujan yang belum merata. Ada yg sudah masuk hujan ada yang belum. Sehingga musim tanam mundur," katanya.
Telur Diprediksi Naik
Disperindag Jateng mengungkapkan komoditas telur diprediksi naik jelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 adalah telur.
Pada akhir tahun ini, dianggap momen yang tepat untuk menaikkan harga untuk menutup kerugian yang diderita saat harga telur turun drastis beberapa waktu lalu.
"Ya kalau ada kenaikan, kami maklumi karena harga telur kemarin drop. Namun, harga yang dipatok masih batas wajar. Lalu, yang terpenting juga ketersediaan telur dan ayam masih ada," tegasnya.
Ia berpesan kepada masyarakat untuk membeli bahan pokok secukupnya, jangan berlebihan atau mengadakan aksi borong pada nataru mendatang.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto) (Kompas.com/Devina Halim/Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar) (Tribunjateng.com/Mamdukh Adi Priyanto)