Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penyelenggara Munas Klaim Sediakan Arena Pertarungan Pemilihan Ketua Umum Golkar yang Netral

DPP Partai Golkar menggelar rapat persiapan penyelenggaraan Musyawarah Nasional (Munas) Golkar, Jumat (29/11/2019).

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Penyelenggara Munas Klaim Sediakan Arena Pertarungan Pemilihan Ketua Umum Golkar yang Netral
Tribunnews.com/ Taufik Ismail
Rapat Panitia Munas Golkar di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Jumat (29/11/2019) 

Deklarasi atau penegasan maju dalam Pemilihan Ketua Umum Golkar tersebut ia sampaikan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, (22/11/2019).

"Dengan didasari kecintaan terhadap partai Golkar, dengan mengucapkan bismillah, saya Bambang Soesatyo menyatakan siap menjalankan perintah untuk mengikuti konstetasi Pemilihan Ketua Umum Golkar 2019-2024," kata Bamsoet.

Baca: Pengamat: Munas Golkar Harus Beri Ruang Kemunculan Rising Star

Dalam deklarasi tersebut, Bamsoet yang mengenakan batik motif kuning lengan panjang turut didampingi sejumlah tim suksesnya.

Di antaranya yakni Ahmad Noor Supit, Robert Kardinal, Nusron Wahid, dan lainnya.

Bamsoet mengatakan bahwa dirinya maju dalam pencalonan Ketua Umum Golkar karena mendapat desakan dari kader Golkar.

Baca: Ray Rangkuti Nilai Pemilihan Ketua Umum Golkar Akan Pengaruhi Kuatnya Wacana Amandemen UUD 1945

Menurut Bamsoet para kader mendesak adanya perubahan di tubuh partai.

"Beberapa bulan ini saya banyak menerima dan mendengar ratusan aspirasi dari kader partai di daerah-daerah, mereka menginginkan adanya perubahan dalam partai Golkar. Mereka mendesak untuk dilakukannya transformasi dan penyelamatan di tubuh partai Golkar," katanya.

Berita Rekomendasi

Saat ini menurut Bamsoet partai Golkar dihadapkan pada sejumlah masalah.

Baca: 2 PNS Pembobol Bank DKI Masih Terima Gaji

Salah satunya menurunnya jumlah suara partai yang berdampak pada penurunan jumlah kursi di DPR.

Ia mengatakan partai Golkar mengalami penurunan perolehan kursi yang signifikan dalam empat periode Pemilu terakhir.

"Partai Golkar terhitung lebih dari 43 kursi dari semula 128 kursi pada 2004 menjadi hanya 85 kursi pada Pileg 2019. Ironisnya penambahan jumlah pemilih pada pemilu 2019 yang seharusnya berdampak positif bagi Golkar justru terjadi sebaliknya, Golkar kehilangan lebih dari satu juta suara," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas