Fadli Zon Sebut Ada Tangan Tak Terlihat Inginkan Habib Rizieq Tidak Berada di Indonesia
Fadli Zon menyebut ada tangan-tangan tersembunyi di balik kasus pencekalan Habib Rizieq Shihab.
Penulis: Nuryanti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon sebut ada tangan-tangan tersembunyi di balik kasus pencekalan Habib Rizieq Shihab.
Hal itu disampaikan Fadli Zon terkait kasus pencekalan Habib Rizieq Shihab, usai menghadiri Reuni Akbar 212 di Monas, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2019).
Fadli mengaku telah bertemu dengan Habib Rizieq Shihab sebelumnya.
Ia menyebut ada tangan tersembunyi yang tidak menginginkan Habib Rizieq pulang ke Indonesia.
"Saya mendengar langsung dari Habib Rizieq ketika tahun lalu, tahun ini juga, pada bulan Maret, bahwa ada tangan-tangan tak terlihat, yang menginginkan Habib Rizieq tidak berada di Indonesia," ujar Fadli, dikutip dari YouTube Kompas TV.
Ia mengatakan, seharusnya saat ini sudah tidak ada gangguan untuk kepulangan Habib Rizieq itu.
Namun, meskipun pemilihan presiden sudah berlalu, Habib Rizieq tetap kesulitan untuk pulang.
"Mungkin saat itu karena pilpres, karena ada agenda politik," kata Fadli.
"Tapi sekarang, mestinya tidak ada gangguan lagi," lanjutnya.
Ia juga menyampaikan, kasus tersebut terus bergulir karena ada yang menginginkan masyarakat Indonesia terpecah.
"Justru yang memperpanjang masalah ini, yang menginginkan keterpecahan di masyarakat kita," katanya.
Ia berharap pemerintah Indonesia mau berupaya untuk memulangkan Habib Rizieq ke Indonesia.
Fadli berujar, sebenarnya hanya butuh waktu yang singkat untuk memulangkan Habib Rizieq.
Hanya saja perlu kesediaan dari pemerintah untuk melakukannya.
"Harusnya pemerintah kalau mau, sangat sebentar sekali, saya katakan sehari paling juga beres, kalau pemerintahnya mau," ungkap Fadli.
"Tapi pemerintah kelihatannya enggan," lanjutnya.
Fadli juga menyebut pemerintah Indonesia tidak menjalankan kewajiban untuk melindungi segenap warga negaranya.
Ia menyebut, Habib Rizieq berulang kali ingin pulang ke Indonesia, namun mengalami kesulitan.
"Saya cukup mengikuti kasus yang menyangkut Habib Rizieq, dan berkali-kali beliau ingin kembali ke Indonesia, dan kesulitan," kata Fadli.
Fadli Zon mengatakan, pemerintah telah gagal melindungi Habib Rizieq, dan gagal dalam upaya diplomasinya dengan Arab Saudi.
"Ini adalah kegagalan dari pemerintah kita, dalam diplomasi," ujar Fadli.
Ia menyampaikan, tidak boleh ada warga Negara Indonesia yang tak diizinkan untuk meninggalkan Negara Arab Saudi, untuk pulang ke Indonesia.
"Apapun ceritanya, misalnya pun kalau itu dari pemerintah Arab Saudi tidak mengizinkan, tidak boleh ada seorang warga negara yang tidak boleh keluar dari negara itu," jelasnya.
Dirinya berujar, upaya pencekalan Habib Rizieq Shihab itu atas permintaan dari oknum tertentu di Indonesia.
"Apalagi ini ada dugaan atas permintaan dari oknum-oknum tertentu di dalam negeri, supaya Habib Rizieq tidak kembali," ungkap Fadli.
Ia menilai, tindakan tersebut sebagai sebuah kejahatan terhadap warga negara.
Selain itu, upaya pencekalan itu menurutnya telah melanggar hak hidup seorang warga negara, untuk tinggal di negaranya sendiri.
"Itu jelas sebuah kejahatan yang melanggar hak untuk hidup, hak untuk mobilisasi, hak untuk bergerak, dan berada di Tanah Air," jelas Fadli.
Sementara itu, dalam sambutannya pada Reuni Akbar 212, Habib Rizieq Shihab menyebut tidak bisa pulang ke Indonesia, karena mendapatkan pencekalan dari pemerintah Arab Saudi.
Pencekalan tersebut menurutnya karena alasan keamanan dan atas perintah pemerintah Indonesia.
"Pertanyaannya, kenapa saya belum bisa pulang sampai hari ini?, karena saya masih dicekal oleh pemerintah Saudi Arabia, dengan alasan keamanan atas permintaan pemerintah Indonesia," jelas Habib Rizieq, dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (2/12/2019).
Oleh sebab itu, Habib Rizieq meminta kepada pemerintah Indonesia untuk berhenti berbohong atas kasus pencekalannya itu.
"Kami minta kepada pemerintah Indonesia untuk stop kebohongan, stop dusta," lanjut Habib Rizieq Shihab.
Ia mengatakan, pemerintah Indonesia tidak perlu lagi melakukan kebohongan kepada seluruh warga Indonesia.
"Tidak perlu lagi ada kebohongan publik di tengah-tengah umat," kata dia.
"Karena bagaimanapun kita menutup bangkai, tentu saja baunya akan tercium dan terendus," ungkapnya.
Sehingga, Habib Rizieq meminta tidak lagi bertanya apa alasan pencekalan itu kepada dirinya.
Namun harus ditanyakan kepada pemerintah Indonesia.
"Jadi kesimpulannya, kenapa saya masih dicekal sampai hari ini, maka jangan ditanyakan kepada saya, jangan juga ditanyakan pada pemerintah Saudi, tapi tanyakan pada pemerintah Indonesia," ujarnya.
Ia berujar, pemerintah Indonesia tidak hanya membuat pencekalan, namun juga membuat sebuah pengasingan kepada dirinya.
"Yang sudah membuat pencekalan tersebut, bahkan membuat pengasingan dalam kemasan pencekalan," katanya.
Mengenai pernyataan dari pemerintah Indonesia sebelumnya yang menyebut Habib Rizieq tidak melakukan komunikasi dengan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Arab Saudi, ia menyebut itu adalah sebuah kebohongan.
"Saya juga ingin menyampaikan tentang pernyataan kebohongan dari pemerintah Indonesia, kenapa tidak melapor ke KBRI yang ada di Saudi Arabia," kata dia.
Ia mengaku telah menghubungi pihak KBRI saat pertama kali mendapat kabar pencekalan itu.
"Saat terjadi pencekalan, pihak yang pertama kali saya hubungi dan saya beritahukan, adalah pihak otoritas Republik Indonesia," ungkapnya.
Habib Rizieq juga menyebut bahwa Duta Besar Indonesa di Kota Riyadh, telah mengirim perwakilan kepadanya.
"Bahkan, Duta Besar Republik Indonesia yang berkedudukan di Kota Riyadh mengirim utusan secara resmi," ungkap pimpinan FPI ini.
(Tribunnews.com/Nuryanti)