Kasih Saran ke FPI, Ketua PBNU: Pancasila Sebagai Dasar Negara Harus Tertulis dalam Anggaran Dasar
Ketua PBNU Marsudi Syuhud mempertanyakan kepada pihak FPI dikatakan menerima pancasila sebagai dasar negara itu menjadi syarat sebuah organisasi.
Penulis: Indah Aprilin Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
"Koordinasi dibahas, katanya yang satu sudah mengeluarkan rekomendasi dan satunya menolak," tandasnya.
Ia juga mengungkapkan dilihat dari hal tersebut sepertinya para Menteri tidak saling kompak.
"Lha ini kan kelihatan kayak nggak kompak juga ini dipimpin oleh menteri-menteri ini, kelihatannya," imbuhnya.
Lanjut, Marsudi Syuhud tersebut mengungkapkan sebagai masyarakat Indonesia tidak perlu takut dengan kata syariah.
"Bangsa Indonesia atau kita orang-orang Indonesia, kita juga tidak perlu takut dengan kata-kata syariah. Tidak perlu takut," tegas Marsudi.
Kembali, Marsudi mengulangi penggunaan kata-kata syariah tidak untuk ditakut-takuti.
"Tapi juga kita tidak perlu menakut-nakuti dengan kata-kata syariah, kita nggak usah perlu takut dengan kata-kata syariah tetapi kita juga tidak perlu nakut-nakuti dengan kata-kata syariah," ungkapnya.
Menurut pandangan Marsudi, sebagai contoh UU Lalu Lintas merupakan kemaslahatan bersama.
"UU Lalu Lintas itu syariah apa belum, kalau merah berhenti, kalau kuning pelan-pelan, kalau hijau jalan. Ini adalah untuk kemaslahatan untuk hidup manusia," ujarnya.
Ia juga mencontohkan seperti halnya berkendara motor roda dua yang harus mengenakan pelindung helm untuk menjaga keselamatan.
"Ketika naik motor disuruh pakai helm tujuannya, takut-takut nanti kalau dia tajuh, nanti kena batu terus meninggal, begitu pula UU Lalu Lintas yang lainnya," jelasnya.
Terkait hal itu, Marsudi mengungkapkan hal ini pun sesunguhnya sudah syariah karena dikatakan dimana saja ada kemaslahatan untuk mengatur bersama dalam kehidupan.
Ketua PBNU ini kembali menegaskan tidak perlu takut dengan penyebutan kata syariah.
"Maka kita nggak perlu takut dengan kata-kata syariah tapi juga nggak usah nakut-nakuti dengan kata syariah," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)