Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Setuju Rekomendasi Fachrul Razi, Mahfud MD: Yang Bikin AD/ART FPI Minta Maaf karena Khilaf

Mahfud MD tegaskan tidak bisa isi AD/ART FPI yang sebut khilafah diganti dengan surat pernyataan bermaterai janji setia kepada Pancasila dan NKRI.

Penulis: Ifa Nabila
Editor: Ayu Miftakhul Husna
zoom-in Tak Setuju Rekomendasi Fachrul Razi, Mahfud MD: Yang Bikin AD/ART FPI Minta Maaf karena Khilaf
Tangkap Layar Youtube Indonesia Lawyers Club
Mahfud MD di ILC tvOne, Selasa (3/12/2019) 

Pelanggaran yang dimaksud adalah soal penyebutan kata khilafah di dalamnya.

"Dipersoalkan oleh Menteri Dalam Negeri yang baru, lah ini dulu kan belum ada (penyelesaian), kenapa ini rekomendasinya keluar? Karena dia ada masalah dengan AD/ART," jelasnya.

Menko Polhukam Mahfud MD
Menko Polhukam Mahfud MD (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Mahfud MD menyebut pihak FPI yang menulis AD/ART tersebut sudah minta maaf dan menyebutnya sebagai kekhilafan yang membuat salah prosedur.

"Lalu sesudah itu dipanggil yang buat, dirjennya, mengatakan 'Khilaf', 'Kami membuat surat ini minta maaf karena salah prosedur, kami khilaf'," terang Mahfud MD.

Setelah permintaan maaf itu, Mahfud MD menyebut persoalan AD/ART seolah dianggap tidak ada hingga Fachrul Razi malah memberi rekomendasi.

"Ini satu ya, lalu dikembalikan kan, dianggap tidak ada," kata Mahfud MD.

"Akhirnya apa, Menteri Agama yang baru membuat rekomendasi baru, Pak Fachrul Razi."

Berita Rekomendasi

Fachrul Razi beralasan rekomendasinya ia keluarkan karena FPI disebut sudah membuat surat pernyataan untuk setia kepada Pancasila.

"Bahwa katanya sudah diberi rekomendasi, karena apa, karena sudah membuat surat pernyataan akan setia kepada Pancasila, tidak melanggar hukum, setia pada konstitusi, dan sebagainya itu," tuturnya.

Mahfud MD pun mengundang beberapa pihak terkait untuk berdiskusi dan menjelaskan bahwa surat bermaterai bukanlah pengganti AD/ART.

Hal ini disebabkan surat pernyataan bermaterai bukanlah produk yang ditunjukkan ke masyarakat seperti AD/ART.

"Masalah yang melekat pada FPI itu adalah AD/ART-nya, oleh sebab itu yang jadi masalah bukan AD/ART, tidak bisa isi AD/ART itu diganti dengan surat pernyataan bermaterai," jelasnya.

"Karena surat pernyataan bermaterai itu tidak diumumkan ke publik."

Menurut Mahfud MD, pihak FPI harus membuat AD/ART yang baru dengan bantuan notaris agar tak menimbulkan permasalahan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas