Tunggu Waktu Lelang, Buwas Sebut Sudah Ada Peminat Beras Bulog
Dia melanjutkan meski beras ini mengalami penurunan mutu, tetap bisa diolah menjadi produk lainnya seperti tepung, pakan ternak hingga ethanol.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas menegaskan cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 20 ribu ton tidak akan dimusnahkan dengan percuma.
"Berasnya itu bukan dimusnahkan, bukan juga dibuang percuma. Tapi berasnya akan dilelang, dilepas untuk segmentasi pasar yang membutuhkan beras dengan kualitas tertentu," tutur Buwas saaat dihubungi Kamis (5/12/2019).
Dia melanjutkan meski beras ini mengalami penurunan mutu, tetap bisa diolah menjadi produk lainnya seperti tepung, pakan ternak hingga ethanol.
Baca: Perintahkan Benahi Manajemen Cadangan Beras, Jokowi: Penumpukan Stok Beras Harus Dipikirkan
"Ini tinggal menunggu waktu lelang saja, tinggal tunggu jaminan selisih dari pemerintah, Kementerian Keuangan," tutur mantan Kabareskrim itu.
Buwas menambahkan saat ini sudah ada pihak-pihak yang menyatakan diri minat dengan beras yang bakal dilelang.
Namun lampu hijau pelelangan masih harus menunggu Kementerian Keuangan. Sampai Kementerian Keuangan menyatakan ada penggantian negara, membayar selisihnya.
Baca: Ada Penumpukan Stok Beras, Jokowi Minta Manajemen Cadangan Beras Dibenahi
"Yang minat beli sudah ada. Nanti pendapatan dari lelang akan jadi pemasukan bagi Bulog yang dilaporkan ke Kementerian Keuangan," tambahnya.
Diketahui baru-baru ini Buwas mengatakan jumlah beras yang berpotensi dibuang (disposal stock) bisa lebih dari 20 ribu ton.
Ini karena beras yang disimpan Bulog akan mengalami penurunan mutu jika disimpan dalam waktu lama. Bulog memperhitungkan beras disposal stock mencapai 20 ribu ton dengan nilai Rp 160 miliar.
Kebijakan disposal stock ini sesuai dengan Permentan No 38 tahun 2018 tentang Pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah. Disebutkan, Cadangan Beras Pemerintah bisa dibuang bila waktu simpan melebihi empat bulan dengan mutu yang mulai menurun.
Menyikapi ini, Presiden Jokowi menggelar Rapat Terbatas (Ratas) terkait pengelolaan cadangan beras pemerintah di Kantor Presiden, Rabu (4/12/2019) kemarin.
Mengawali ratas, Jokowi meminta hal-hal yang berkaitan dengan manajemen serta pengelolaan cadangan beras pemerintah segera dibenahi. Ini untuk menghindari penumpukan stok beras yang tidak tersalurkan.
"Saya minta dibenahi yang berkaitan manajemen dan pengelolaan cadangan beras pemerintah. Penumpukan stok beras harus dipikirkan dan diputuskan disamping meningkatkan biaya perawatan juga berpotensi menurunkan mutu beras yang ada," tutur Jokowi.
"Oleh sebab itu saya minta managementnya segera diselesaikan dan dibereskan dan dibuat pola-pola baru sehingga tidak menjadi beban Bulog," tegas Jokowi lagi.