Isu Dinasti Politik Mencuat, Donal Fariz: Paling Krusial Berbicara Soal Momen
Menyoroti munculnya isu dinasti politik, Donal Fariz menuturkan yang paling menonjol dan krusial ialah berbicara soal momen.
Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Mengingat era Soeharto memiliki otoritas untuk dapat menunjuk secara langsung.
Sementara saat ini, Jokowi tidak memiliki otoritas tersebut.
"Konteks sekarang, memang Pak Jokowi tidak memiliki otoritas untuk menunjuk langsung," ungkap Donal.
"Namun caranya agak memutar, itu saja yang membedakan," imbuhnya.
"Memutarnya masuk melalui pintu partai, kemudian masyarakat yang memilih," tambah Donal.
Mendengar pernyataan Donal, Sofie Syarief sang pembawa acara mempertanyakan soal nepotisme.
"Kalau dipilih masyarakat terus bagaimana dapat dianggap sebagai sebuah nepotisme?" tanya Sofie.
Menanggapi hal itu, Donal menyinggung akses yang dimiliki oleh Gibran dan Bobby.
"Tapi jangan lupa pintu masuknya adalah partai yang menjadi otoritas, kanal politik yang menentukan orang untuk itu dulu," ungkapnya.
Sebelumnya, Donal telah menuturkan agar semua partai politik dapat mengkader siapapun di internal partai terlebih dahulu.
Jangan terburu-buru dalam mengorbitkan seseorang, tak terkecuali anak presiden.
"Nah, ini menurut saya kritiknya adalah, harusnya kalau mau mengorbitkan siapapun itu termasuk anak presiden latihlah dulu dia di internal partai," ujar Donal.
"Selesai bapaknya berkuasa dan dia siap, baru silahkan masuk kedalam gelanggang politik," imbuhnya.
Donal menuturkan, hal ini perlu dilakukan untuk mencegah persepsi terkait dinasti politik yang tengah dibangun.
Serta menghindari kecurigaan adanya nepotisme yang terjadi.
Karena menurutnya akar permasalahan adanya dinasti politik ini berada dalam partai politik sendiri. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.