Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nadiem Makarim Pastikan 2021 Sudah Tidak Ada Ujian Nasional, Ini Penggantinya

Mendikbud Nadiem Makarim tegaskan 2021 Ujian Nasional sudah tidak ada, penggantinya adalah Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Nadiem Makarim Pastikan 2021 Sudah Tidak Ada Ujian Nasional, Ini Penggantinya
dok. ICANDO
Nadiem Makarim menyikapi hasil PISA 2018. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim resmi menghapus Ujian Nasional (UN) pada 2021.

Untuk itu ia menerapkan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter sebagai penggantinya.

Hal itu ia sampaikan di Jakarta dalam peluncuran Empat Pokok Kebijakan Pendidikan Merdeka Belajar, Rabu (11/12/2019).

Nadiem pun menjelaskan bagaimana sistem Asesmen tersebut kepada awak media.

Menurut Nadiem sistem asesmen masih dalam pengembangan dan akan dilaksanan melalui komputer.

"Secara teknis, detailnya nanti sedang dalam pengembangan, tetapi sudah pasti ini akan dilaksanan melalui komputer," ujarnya yang dilansir melalui Youtube Kompas TV, Rabu (11/12/2019).

Untuk itu, sistem menggunakan komputer menjadi pekerjaan rumah bagi Kementerian Pendidikan selama setahun kedepan.

BERITA TERKAIT

"Apapun dalam standar nasional itu harus computer base. Itu adalah PR kita selama setahun kedepan untuk memastikan semua murid itu bisa,"

"Karena di beberapa daerah itukan belum bisa (menggunakan computer untuk test), jadi harus kita tuntaskan tahun ini," tutur Nadiem.

Menurut Nadiem format yang akan digunakan adalah menggunakan Programme for International Student Assessment (PISA).

"Karena menggunakan komputer base maka dilakukan pada saat yang sama, dan menggunakan format PISA," ujarnya.

Dari satu di antara program "Merdeka Belajar" ini harapannya UN tidak lagi menjadi beban.

"Kuncinya adalah ini tidak menjadi beban stress, buat orang tua dan murid," pungkas pria berkacamata itu.

Nadiem juga menjelaskan jika asesmen akan dilakukan oleh siswa yang berada di tengah jenjang sekolah (misalnya kelas 4, 8, 11).

"Ini test nya harus diambil ditengah jenjang, dan itu bukan menjadi syarat untuk seleksi ke murid (ke jenjang berikutnya)" tutur Founder Gojek itu.

Nadiem pun menuturkan jika asesmen tersebut sifatnya bukan hafalan, semuanya adalah proses analisa.

"Yang kedua mau menghafal apa? tidak ada yang dihafal, karena sudah tidak ada materi hafalannya lagi,"

"Semuanya adalah proses analisa dari hal-hal yang simple, jadi konsep-konsep matematika pun yang di apply," ujarnya.

Dalam konsep matematika, Ungkap Nadiem, bukan teorinya yang dibahas.

"Jadi bukan sedalam apa teori matematikanya, tetapi cara mengaplikasikan logika angka dalam suatu analisa," ujarnya.

Tidak hanya matematika, dalam konsep bahasa namun pun merubahnya.

"Sama juga dengan bahasa, bukannya dramatika, bukannya belajar kosakata, tetapi membaca sesuatu, memahami dan bisa mengerti esensinya," tegasnya.

Menurutnya asesmen itu adalah satu-satunya cara untuk melakukan pembelajaran secara baik.

"Jadinya ya terus terang tidak ada jumlah penghafalan atau baca-baca buku setumpuk untuk bisa meningkatkan hasilnya,"

"Satu-satunya cara adalah melakukan pembelajaran secara baik, pemahaman secara konsep dan cinta buku, cinta membaca," ungkap Nadiem.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas