Praktisi Hukum TM Mangunsong: Publik Butuh Sosok Hero
Entah apa yang berkecamuk dalam benak Jokowi sehingga "menenggelamkan" Susi, Mangunsong mengaku tidak tahu pasti.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dulu Susi Pudjiastuti, sekarang Erick Thohir. itulah sosok hero di era masing-masing. Susi pada era Kabinet Kerja (2014-2019) saat menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan, Erick pada era Kabinet Indonesia Maju (2019-2024) dengan jabatannya sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kedua kabinet itu sama-sama dipimpin Presiden Joko Widodo.
Mengapa keduanya dinilai heroik? Menurut praktisi hukum dan pemerhati politik TM Mangunsong SH, Susi dikenal heroik karena tidak segan-segan menenggelamkan kapal-kapal asing yang melakukan illegal fishing atau pencurian ikan di perairan Infonesia.
Sedangkan Erick dinilai Mangunsong karena berani memecat langsung Direktur Utama PT Garuda Indonesia Ari Askhara yang diduga menyelundupkan sepeda motor Harley Davidson dan sepeda lipat Brompton untuk menghindari pajak, dengan memanfaatkan pesawat Garuda yang baru dibeli dari Perancis pula.
"Yang dibutuhkan rakyat saat ini adalah tindakan nyata dan spontan dari pihak-pihak yang berwenang. Rakyat tak suka melihat sesuatu yang bertele-tele. Sedikit saja mereka bertindak tegas, langsung akan dielu-elukan bak pahlawan. Rakyat butuh sosok hero," ujar TM Mangunsong SH di Jakarta, Minggu (15/12/2019).
Baca: 5 Kebijakan & Mimpi Besar Mantan Menteri BUMN Rini Soemarno Kandas Di era Erick Thohir
Masih terbayang di ingatan Mangunsong ketika Susi yang hanya lulusan SMP itu memimpin langsung penenggelaman kapal asing pelaku illegal fishing.
Di atas kapal Susi kelihatan gagah berani, dengan jargon "tenggelamkan!", tak kalah dengan Pangeran Diponegoro atau Jenderal Sudirman saat memimpin perang.
Susi juga berani berselisih dengan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bahkan Wakil Presiden saat itu, Jusuf Kalla yang menentang penenggelaman kapal asing pelaku illegal fishing.
"Sayangnya, sosok pahlawan itu kini 'ditenggelamkan' dan digusur dari kabinet,' cetus Mangunsong.
Entah apa yang berkecamuk dalam benak Jokowi sehingga "menenggelamkan" Susi, Mangunsong mengaku tidak tahu pasti.
"Yang jelas, Susi pernah mengaku ditawari fulus Rp 10 triliun agar mundur dari kabinet," terang Mangunsong yang juga Ketua Peradi Jakarta Pusat.
Lebih sayang lagi, kata Mangunsong, pengganti Susi adalah sosok bermental lembek meskipun berbadan besar dan kekar, yakni Edhy Prabowo, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra yang ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Indonesia Maju.
"Sontak, kebijakan Susi pun langsung dievaluasi, bahkan dipatahkan," cetus Mangunsong sambil merujuk contoh pernyataan Edhy Prabowo yang tak akan menenggelamkan kapal lagi sebagaimana Susi, serta rencana Edhy membuka kembali keran ekspor bibit udang lobster yang sebelumnya dilarang Susi.
Sepeninggal Susi dari kabinet, lanjut Mangunsong, publik kemudian melirik Erick Thohir sebagai sosok pahlawan baru melalui keberaniannya memecat Ari Askhara.
Padahal, sinyalemen Mangunsong, Ari adalah sosok yang dilindungi Menteri BUMN sebelumnya, Rini Soemarno, sehingga meskipun pernah diduga merekayasa laporan keuangan Garuda, Ari tetap dipertahankan di kursi empuknya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.