Survei Median Ungkap Gibran bisa Membawa Perubahan
Survei dilakukan sejak 3 Desember-9 Desember, melibatkan sebanyak 800 responden dengan margin of error +/- 3,5 persen pada tingkat kepercayaan
Editor: Rachmat Hidayat
Laporan wartawan magang Yosi Vaulla Virza
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Direktur Eksekutif Lembaga Media survei Nasional (Median), Rico Marbun mengungkapkan hasil survei yang dilakukan beberapa waktu lalu. Majunya Gibran Rakabumi sebagai Wali Kota Solo bukalan dinasti politik.
Survei dilakukan sejak 3 Desember-9 Desember, melibatkan sebanyak 800 responden dengan margin of error +/- 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sampel dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi kecamatan dan gender.
Baca: KPK Mulai Awasi Pilkada Serentak 2020 Mendatang
Untuk mengetahui pendapat publik terhadap majunya Gibran sebagai Wali Kota Solo, Median memberikan pertanyaan langsung kepada masyarakat. Bagaimana pendapat mereka terhadapat majunya putra Presiden Joko Widodo ini, apakah menjurus kepada dinasti politik atau kah tidak.
"Kami bertanya apakah majunya Gibran ini sebagai Wali Kota Solo itu menjurus ke politik dinasti atau bukan, nah disini baru terlihat pembelahan," ungkap Rico di kawasan Cikini, Jakarta Pusat (Senin, 16/12/2019).
Dari pertanyaan tersebut, Median mendapatkan hasil bahwa mayoritas responden menyatakan tidak setuju bahwa majunya Gibran sebagai Wali Kota Solo menjurus kepada dinasti politik, yaitu sebanyak 55,5%. Sedangkan 41,6% menyatakan setuju. Sisanya mengatakan tidak tahu apakah ini menjurus pada dinasti politik atau bukan.
"Publik kota solo yang menyatakan bahwa ini adalah politik dinasti itu ada 41,6%, ini bukan angka yang kecil, cukup besar. Tetapi memang tidak lebih bedar dari pada yang mengatakan bahwa ini bukan dinasti politik, ada sebanyak 55,5%, (sedangkan) yang mengatakan tidak tahu itu ada 2,9%," Papar Rico.
Baca: 2 Tahun Lalu, Gibran Rakabuming Belum Tertarik Terjun Politik: Saya Begini Sajalah, Jualan Martabak
Ada tiga alasan yang diungkapkan oleh Rico kenapa majunya Gibran tersebut baik dan bukanlah dinasti politik.
Pertama, masyarakat berharap Gibran bisa menjadi sosok seperti Jokowi (41,3%), yang dinilai sebagai tokoh yang sukses dan mampu menjadi seorang panutan. Sehingga masyarakat beranggapan, pendiri Markobar tersebut bisa mengikuti jejak Ayahnya, Presiden Joko Widodo.
Baca: Gibran Maju di Pilkada 2020, Politisi Demokrat Jansen Sitindaon Bandingkan Jokowi dengan SBY
Kedua, Gibran dianggap sebagai perwakilan tokoh muda (19,4%).Rico menambahkan, definisi yang tepat untuk dijadikan alasan majunya Gibran bukanlah destinasi politik, melainkam Gibran dianggap mampu sebagai perwakilan tokoh muda dan membuat terjadinya regenerasi politik.
Dan yang ketiga, putra pertama Presiden Jokowi ini dianggap mampu membawa suatu perubahan.
Baca: Persiba vs Persela: 4-0, Aldo Baretto Sumbang 3 Gol
"Pertama mereka mengwtakan bahwa mereka berharap bahwa Gibran itu bisa menjadi seperti Jokowi, jadi 41,3%. Walau inilah yang devenisi dinasti politik sebanyanya. Tapi publik di kota Solo mengangap Jokowi sukses dan tokoh panutan, sehingga mereka merasa Gibran ini bagusnya mengikuti jejak bapaknya, dan mengangap ini bukanlah dinasti politik," ujarnya.
"Yang kedua inilah devenisi yang tepat dan baik, bahwa ia dianggap sebagai perwakilan tokoh muda, jadinya regenerasi politik itu terjadi. Dan yang ketiga Gibran diangap mampu membawa perubahan," lanjut Direktur Eksekutif Lembaga Median ini.