Bahas Soal HAM, Sujiwo Tejo Singgung Definisi Manusia hingga Hak Asasi Hewan
Pembahasan soal Hak Asasi Manusia (HAM) tengah ramai menjadi perbincangan banyak kalangan.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Pembahasan soal Hak Asasi Manusia (HAM) tengah ramai menjadi perbincangan banyak kalangan.
Hal tersebut lantaran, adanya pemberitaan yang menyebut Mahfud MD mengatakan tidak ada pelanggaran HAM di Era Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pembahasan mengenai pidato Mahfud MD tersebut dibahas dalam acara Indonesia Lawyers Club, dengan tema 'Benarkah Tidak Ada Pelanggaran HAM Era Jokowi?', Selasa (17/12/2019).
Satu di antara yang berkomentar terkait masalah HAM adalah budayawan Sujiwo Tejo.
Sujiwo Tejo mengungkapkan kalau ingin membahas soal HAM maka harus mengerti dulu soal definisi manusia.
"Nah sekarang HAM itu apa definisinya, jangan-jangan jenderal-jenderal yang diduga terlibat HAM nggak usah diadili karena ternyata bukan manusia?" ujar Sujiwo Tejo.
Sujiwo Tejo mengungkapkan, ilmu pengetahuan sekarang sudah maju, mestinya bisa mengukur mana manusia dan bukan manusia.
"Kalau kita ngomongin soal HAM, apa itu manusia? Harus jelas dulu,"
Karena faktanya ada yang kalau nggak dibentak nggak kerja, sudahlah kita fair aja," tambahnya.
Sujiwo Tejo lalu membandingkan soal cara guru mendidik zaman dirinya kecil dulu dengan sekarang.
Menurut Sujiwo Tejo, pada masa ini pendidikan di Indonesia semakin lembek karena takut melanggar HAM.
Dulu guru memarahi muridnya atau menjewer muridnya bisa dengan bebas dilakukan selama muridnya melakukan kesalahan.
Namun kini, guru memarahi muridnya saja tidak berani karena takut dilaporkan dan melanggar HAM.
"Karena bahaya kalau kita nuruti HAM, jangan-jangan kita jadi tersiksa oleh HAM karena kita hanya mikirin manusia,
karena ini poin yang penting yang mungkin nggak terpikir oleh para profesor," ungkap Sujiwo Tejo.
Sujiwo Tejo justru menyinggung manusia hanya memikirkan soal hak asasinya tanpa memikirkan hak asasi hewan.
"Kita hanya mikirin hak asasi manusia tapi nggak mikirin hak asasi kucing, hak asasi tikus," tambahnya.
Sujiwo Tejo juga menyinggung soal benih lobster yang diwacanakan akan diekspor.
Menurut Sujiwo Tejo, soal lobster ujung-ujungnya bukan masalah lingkungan tapi masalah ekonomi.
"Jadi binatang nggak dilihat haknya, kalau kita dihukum karena mencemari sungai, apa karena kita yakin bahwa sungai punya hak asasi, saya kira nggak," kata Sujiwo Tejo.
"Karena kalau sungai tercemar, lingkungan rusak, manusia terkena dampaknya, ini manusia macam apa ini," tambahnya.
Lebih lanjut, Sujiwo Tejo mengungkapkan harus ada kehati-hatian dalam penerapan HAM.
"Sedikit-sedikit HAM itu lho, makanya kalau ada yag lapor soal HAM, terutama perempuan atau murid, jangan dilayani, murid harus dikerasin," pungkas Sujiwo Tejo.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)