Bertemu Tokoh Adat Kaltim, Presiden Jokowi Minta Izin soal Rencana Pemindahan Ibu Kota Negara
Jokowi mengawali kunjungan kerjanya di Provinsi Kaltim dengan berdialog bersama sejumlah tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tokoh agama.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengawali kunjungan kerjanya di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dengan berdialog bersama sejumlah tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tokoh agama, Selasa, (17/12/2019).
Bertempat di Rumah Makan De Bandar Resto, Kota Balikpapan, kedatangan Presiden Jokowi dalam rangka meninjau lokasi ibu kota baru di kawasan tersebut.
Dalam kujungannya Jokowi didampingi Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri BUMN Erick Thohir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor.
Dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, dalam sambutanya Presiden Jokowi meminta izin kepada tamu undangan
"Yang pertama, saya ingin mengetuk pintu permisi, kalau di Jawa ini kulo nuwun kepada seluruh tokoh yang hadir di sini"
"Atas keputusan yang telah kita ambil untuk memindahkan ibu kota kita, ibu kota negara ke Kalimantan Timur, lebih khusus lagi di Penajam Paser Utara dan juga Kutai Kartanegara," kata Jokowi.
Di hadapan para tokoh, Jokowi menjelaskan bahwa rencana pemindahan ibu kota sudah melalui studi yang cukup lama.
Bahkan, wacana terkait pemindahan ibu kota negara telah ada sejak zaman Presiden Soekarno, dan terus ada di setiap masa kepemimpinan presiden berikutnya.
Baca: 9.284 Pelamar CPNS 2019 Kabupaten Klaten Dinyatakan Lolos Seleksi Administrasi, Ini Cara Ceknya
"Kemudian Presiden berikut juga ingin memindahkan dari Jakarta, tetapi tetap masih di Jawa"
"Terakhir, Presiden sebelum saya juga ingin memindahkan ibu kota. Artinya memang ini sudah sebuah perjalanan panjang, keinginan kita untuk memindahkan ibu kota," lanjutnya.
Mantan Wali Kota Solo ini lalu menjelaskan berbagai faktor yang mendorong inisiatif memindahkan ibu kota negara dari Jakarta.
Mulai dari faktor penduduk Indonesia yang sudah mencapai 267 juta jiwa, di mana 56 persennya atau sekitar 149 juta jiwa hidup di Jawa.
"PDB ekonomi itu 58 persen ada di Jawa, khususnya di Jakarta. Semua orang kalau urusan ekonomi berbondong-bondongnya pasti semuanya ke Jawa, lebih khusus lagi ke Jakarta.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.