Fakta Konflik Wiranto vs OSO, Mantan Menko Polhukam Akui Rekayasa Pemilihan OSO: Saya Buat Aklamasi
Berikut ini fakta-fakta soal konflik Wiranto vs OSO. Mantan Menko Polhukam akui rekayasa pemilihan OSO pada 2016: saya buat aklamasi
Penulis: Miftah Salis
Editor: Garudea Prabawati
Muncul isu soal penjualan Partai Hanura ke OSO sebesar Rp 200 miliar.
Wiranto dengan tegas membantah isu tersebut.
Mantan Ketua Umum Partai Hanura tersebut mengelak mendapat uang dari OSO.
Ia bahkan melarang kadernya meminta uang kepada Oesman.
"Saya katakan di sini tidak seperser pun saya terima duit dari OSO, bahkan saya larang kita minta uang dari OSO," katanya, dikutip dari Kompas.com.
3. Dewan Kehormatan sebut abal-abal
Penyelenggaraan Munas Partai Hanura pada 17 Desember s.d 19 Desember tidak diakui oleh Ketua Dewan Kehormatan Partai Hanura Chaerudin.
Menurutnya, pelaksaan Munas tak memenuhi syara dalam AD/ART.
Chaerudin bahkan menyebut acara tersebut sebagai kenduri nasional.
Kader yang terlibat pun dinilai tak memahami penyelenggaraan Munas.
"Ini semua tidak dimengerti oleh orang orang sana itu dan orang yang terlibat itu orang lama hanya sedikit, mungkin saya hitung 7-9 orang," katanya di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta, Rabu (18/12/2019), dikutip dari Kompas.com.
Chaerudin bahkan menilai Partai Hanura yang kini tengah mengadakan Munas adalah partai abal-abal.
"Jadi Partai Hanura sana itu, Partai Hanura abal-abal dan tidak sah menurut saya, tetapi Pak Oso itu kawan saya lama, legalitas tidak penting yang penting adalah legitimasi," tambahnya.
4. Tak ada struktur Dewan Pembina