Adian Napitupulu Diminta Ubah Gaya Hidup
Politikus PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari meminta rekannya satu partai Adian Napitupulu untuk mengubah gaya hidup.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
Adian Napitupulu merasa, ia lebih baik bekerja di DPR RI yang bisa membahas apa saja dibandingkan jika menjadi menteri yang topik pembahasannya berkisar kementerian yang dibawahinya.
"Kenapa menolak? Ya saya merasa bukan talenta saya saja, pertama itu," jawab Adian Napitupulu.
"Kedua saya merasa lebih bisa bekerja leluasa di DPR."
"Kalau misalnya gini, kalau misalnya di kemenaker gitu ya, lalu saya bicara apa? Buruh, jam kerja, cuti, apa yang berkaitan dengan buruh."
"Tapi kan kan enggak bisa bicara tentang ranah rakyat, kalau saya di agraria saya bicara tentang tanah, atau segala macam."
"Tapi tidak bisa bicara hal lain tentang buruh dan sebagainya, di mana saya bisa bicara semuanya? Ya di DPR," ungkap Adian Napitupulu.
Ia mengakui bahwa menolak jadi menteri dan tetap menjadi DPR adalah pilihan sadarnya.
Adian Napitupulu mengaku, ketika ia menolak tawaran menjadi menteri, Jokowi terus menatapnya seakan memastikan bahwa keputusannya itu tak main-main.
"Walau mungkin saat itu saya sedikit melihat ekspresi wajahnya Jokowi natapnya tajam, enggak tahu untuk menegaskan ini orang menolak apa enggak, ya saya fine-fine saja," jelas Adian Napitupulu.
Menurut Adian Napitupulu, saat itu suasana menjadi cair terbantu karena ada sosok Pratikno.
Lantas Najwa Shihab pun mengungkap bahwa Adian Napitupulu telah menolak empat kali menjadi menteri.
"Anda ditawari 4 kali, 4 kali Anda menolak?," tanya Najwa Shihab.
Adian Napitupulu lantas mengiayakan, dan mengaku bahkan sampai meminta ampun.
"Sampai begini-beginilah pokoknya," ujar Adian Napitupulu menunjukkan gestur meminta maaf dengan menangkupkan kedua tangannya ke depan.
"Ampun Pak Presiden', saya minta ampun 1.000 kali," sambungnya.
Adian Napitupulu mengaku sadar diri dengan kemampuannya sehingga ia menolak tawaran menjadi menteri.
Najwa Shihab lantas menyoroti kata sadar diri, yang ia sebut sebagai kata kunci.
"Sadar diri, itu kata kunci, yang sekarang masuk di kabinet Jokowi," ujar Najwa Shihab.
"Yang jelas saya mau mengutip ketua timses Jokowi, Erick Thohir yang mengatakan 'Harus yang berkeringat yang jadi menteri Jokowi'."
"Komposisi kabinet ini mencerminkan keringat orang-orang yang bekerja kemarin tidak?"
Mendengar hal itu, Adian Napitupulu menyinggung soal persoalan yang ada.
"Nah ini juga ini, ini juga persoalan, artinya keringatannya di mana?," jawabnya.
"Karena di ruang AC juga bisa keringetan, yang di lapangan juga keringatan."
"Artinya bahwa keringat itu harus kita bedah lebih jauh lagi."
"Keringatnya di mana, kapan, dan sebagainya, berapa banyak, bagaimana mengukurnya?"
"Apakah cuma 10 bulan saat pilpres berjalan, atau dari 2012 dari Jokowi pindah dari Solo, 2014, 2019, atau cuma 10 bulan ukuran keringat ini?," imbuh Adian Napitupulu.
Menurutnya, Erick Thohir harus menjelaskan lebih detail mengenai ukuran keringat itu.
"Kalau ukuran keringat dari Adian, apakah komposisi orang-orang yang masuk sekarang memang yang sudah berpeluh-peluh?," tanya Najwa Shihab.
"Ya Gerindra juga berkeringat waktu melawan kita kan," jawab Adian Napitulu disambut tawa hadirin di studio.
"Artinya kalau tidak dijelaskan arti keringat itu apa, ya mereka waktu bertarung melawan kita ya berkeringat juga," tuturnya.
Adian Napitupulu kemudian memberikan skor 9 untuk komposisi menteri Jokowi saat ini.