Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Megawati Sebut Panglima TNI Bisa Perempuan, Nurul Arifin: Bangga Jika Sampai Terjadi

Nurul Arifin menegaskan tidak ada larangan perempuan untuk menduduki jabatan Panglima Tentara Nasinal Indonesia (TNI).

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Megawati Sebut Panglima TNI Bisa Perempuan, Nurul Arifin: Bangga Jika Sampai Terjadi
TRIBUNNEWS/VINCENTIUS JYESTHA
Nurul Arifin 

Jangan sampai, kata dia, ada perwira yang potensinya bagus, hanya karena berjenis kelamin perempuan, otomatis tereliminasi di babak awal.

Menurut dia, pencalonan panglima TNI harus berdasarkan prestasi. Sehingga baik laki-laki maupun perempuan mempunyai hak yang sama untuk menjadi Panglima TNI.

Dia mengingatkan, di Australia saja Menteri Pertahanannya adalah seorang perempuan.

"Di Australia saja menhannya perempuan," ucap Yenny Wahid.

Jadi, imbuh dia, kenapa tidak perempuan bisa menjadi panglima TNI di Indonesia.

"Berikan kesempatan yang sama untuk berprestasi. Kalau sistem kita dibangun atas dasar meritokrasi, maka kita akan mendapatkan anak-anak terbaik bangsa yang menjadi pemimpin-pemimpin di Indonesia," tegas Yenny Wahid.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri menilai semestinya jabatan Panglima TNI bisa saja diisi perempuan.

BERITA REKOMENDASI

Hal itu diutarakan Megawati saat membuka acara BPIP yang bertajuk Perempuan Hebat untuk Indonesia Maju di Hotel Ritz Carlton, SCBD, Jakarta, Minggu (22/12/2019).

Mulanya, Megawati menyinggung peran pahlawan nasional perempuan Laksamana Malahayati.
Megawati mengatakan peran Laksamana Malahayati menunjukkan sejatinya perempuan layak menduduki posisi tinggi di militer.

"Dia laksamana benar. Bukan pakai embel-embel. Dia ikut perang dan memenangkan perang di Aceh. Kalah gubernur jenderal oleh dia. Apakah kita tidak bangga punya Laksamana Malahayati. Saya bangga banget," ujar Presiden kelima RI tersebut dalam pidato sambutannya.

"Apakah Panglima TNI tidak boleh dari kaum perempuan? Why not. Panglima TNI tidak boleh ya kaum perempuan? Presiden saja ya sudah (pernah). Artinya ya ke bawahnya ya boleh dong," ujarnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas