Ungkap Hubungan Penyerang dan Novel Baswedan, Tim Kuasa Hukum: Pelaku Memiliki Relasi Sangat Dekat
Tim Kuasa Hukum Novel Baswedan, Wana Alamsyah menilai konteks pengkhianat yang dikatakan pelaku RB kepada Novel Baswedan merupakan suatu kedekatan.
Penulis: Indah Aprilin Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Tim Kuasa Hukum Novel Baswedan, Wana Alamsyah angkat bicara terkait pelaku penyiraman air keras yang menyebut Novel Baswedan pengkhianat.
Wana Alamsyah menilai konteks pengkhianat yang dikatakan pelaku RB merupakan suatu kedekatan.
Lebih lanjut, Wana mengatakan konteks ucapan pengkhianat dapat diartikan menjadi dua persepsi.
"Yang pertama, pengkhianat secara personal artinya pelaku ketika bilang si Novel berkhianat, pelaku memiliki relasi yang sangat dekat dengan Novel Baswedan secara logika seperti itu ," jelas Wana, dilansir kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Minggu (29/12/2019).
Wana juga mempertanyakan apakah Novel Baswedan juga merasa sangat dekat atau kenal dengan pelaku RB.
"Kita belum mengetahui apakah Novel Baswedan kenal pelaku RB,"
"Karena kerja Novel Baswedan selama ini di KPK dari 2007-2019, itu terkait dengan personal," kata dia.
Sementara itu, Wana mempertanyakan apakah yang disebut pengkhianat berkorelasi dengan kerja-kerja yang dilakukan Novel Baswedan.
Menurut Wana, pernyataan pelaku RB apakah berkaitan antara kinerja dengan sepak terjang Novel Baswedan yang sebenarnya itu perlu didalami.
"Yang pasti adalah kita tidak bisa mengaitkan kejahatan atau percobaan pembunuhan terhadap Novel Baswedan itu hanya sekedar urusan personal saja,"
"Karena berdasarkan laporan Komnas HAM menyebutkan bahwa kejahatan yang dilakukan pelaku nyatanya terencana," jelas dia.
Sehingga, menurut Wana dalam hal ini kepolisian harus mengungkap setidaknya ada tiga aktor.
"Yang pertama perencana, kemudian pengintai dan pelaku lapangan," ungkapnya.
Kalau dilihat saat ini untuk pelaku lapangan sudah diamankan.
Wana juga meminta pihak kepolisian untuk lebih menggali informasi dari kedua pelaku.
"Siapa pengintaianya? Siapa aktor utamanya?" tegasnya.
Tanggapan Saut Situmorang
Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang menanggapi tertangkapnya pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.
Saut meminta agar publik tak berasumsi macam-macam terkait kasus Novel Baswedan dan menyerahkan perkembangan kasus kepada pihak berwenang.
Mulanya Saut menjelaskan alasan mengapa Novel Baswedan menjadi target penyerangan tersebut.
"Saya masih tetap pada asumsi saya pertama kali, ketika dua atau tiga sesudah kejadian."
"Seseorang enggak suka sama saya itu, bisa karena money (uang), bisa karena ideologi, bisa karena compromise, bisa karena ego," imbuhnya.
Saut menyebut banyak teori-teori yang dapat menganalisa mengapa Novel Baswedan diserang.
Namun ia enggan membahas lebih jauh soal dugaan-dugaan motif penyerangan tersebut.
Saut menyerahkan langkah selanjutnya kepada pihak yang berwenang atas keberhasilan pihak kepolisian menangkap dua pelaku penyerangan Novel Baswedan.
"Kita apresiasi Polri sudah melakukan itu."
"Tinggal kita tunggu saja seperti apa nanti dakwaan itu dilakukan oleh jaksa untuk kita dengar sama-sama," lanjutnya.
Saut turut mengimbau kepada masyarakat agar tidak meributkan dan berasumsi sendiri soal kasus Novel Baswedan.
"Kita nggak usah polemik di publik, karena mereka masih bekerja," ungkapnya.
Lebih lanjut, Saut meminta kepada seluruh pihak untuk mempercayakan pengusutan kasus Novel Baswedan kepada pihak kepolisian.
Ia melihat adanya niat dan upaya dari polisi untuk menyelesaikan kasus Novel Baswedan yang sudah berjalan cukup lama.
"Percaya saja penegakan hukum akan berjalan, dan sampai hari ini KPK tentu mengapresiasi itu."
"Karena berulang-ulang kali saya sampaikan, dunia internasional memperhatikan how the way we taking care (bagaimana kita mengurus) setiap orang yang bekerja di pemberantasan korupsi," tutur Saut.
Saut menilai penangkapan pelaku penyerangan Novel Baswedan merupakan kemajuan besar dan harus diapresiasi.
"Beberapa hari ini kita sudah melihat ada upaya yang jalan panjang, jadi kita harus apresiasi itu."
"Seperti apa Polri nanti bisa mengungkapkan itu percaya saja sama penyidik bahwa mereka akan menemukan, dan bahkan bisa mengembangkan untuk kemudian bagaimana di belakang ini, semuanya," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)