Ini Kiat LDII Menjaga Kesucian Tempat Ibadah
Menurut Criswanto menjaga badan dari paparan najis merupakan salah satu keutamaan dalam mengerjakan ibadah shalat.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belum lama ini ramai menjadi perbincangan warganet di Twitter terkait upaya ormas islam Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dalam menjaga kesucian masjid sebagai tempat ibadah, maupun kesucian dalam melaksanakan ibadah shalat.
Ketua DPP LDII Criswanto Santoso mengatakan, LDII sangat menjaga kesucian tempat ibadah. Salah satunya dengan menerapkan standar dalam pembuatan kamar mandi.
"Kami membuat standar kamar mandi untuk menjaga agar terhindar najis. Kamar mandi standar LDII (lantainya) itu miring. Pasti ada selokan kecilnya, supaya airnya mengalir," ujar Criswanto di kantor DPP LDII Jakarta, Senin (30/12/2019).
Menurut Criswanto menjaga badan dari paparan najis merupakan salah satu keutamaan dalam mengerjakan ibadah shalat.
"Sebenarnya ini sebuah konsep untuk menjaga kesucian, tapi bukan bermaksud (menghakimi) orang yang masuk itu tidak suci, itu tidak. Tapi sumber najis itu kan dari air seni dan tinja. Maka kami membuat konsep yang orang tidak mengerti pun, begitu mereka siram itu mengalir kesuciannya" ujarnya.
Baca: Kata-kata Mutiara Selamat Tahun Baru 2020, Cocok untuk Update Status FB, WhatsApp, Twitter dan IG
Baca: Dikabarkan Sudah Deal dengan Bhayangkara FC, Makan Konate Batal Merapat, Faktor Persib Bandung?
Kamar mandi yang menjadi standar ormas yang berdiri sejak tahun 1972 itu memiliki kemiringan lantai maksimal 5 cm per meter, sehingga saat air disiramkan, benar-benar mengalir lebih cepat dan najis yang berasal dari air pipis dapat dibuang.
Lantai kamar mandi yang menjadi standar LDII juga dibuat tidak licin, dikarenakan lantai miring menurutnya cenderung licin.
"Bagian dari siksa kubur itu kebanyakan dari (ketidakmampuan kita menjaga diri dari) air kencing. Jjika kita kurang bisa menjaga kesucian badan. Bukannya bermaksud menajis-najiskan lho," ujar Criswanto dalam paparannya.
Menyinggung beberapa hal terkait isu miring yang beredar di masyarakat, Criswanto menyatakan pada dasarnya hal tersebut tidak benar, terlebih jika informasi tersebut berasal dari sumber yang tidak bisa dipertanggungjawabkan akurasinya.
Dia mengatakan, hal tersebut belum tentu benar-benar terjadi. Krenanya dubutuhkan klarifikasi secara langsung untuk menghindari fitnah.