Polisi Perairan Gerak Cepat Evakuasi Ratusan Warga Terjebak Banjir di Cipinang
Polisi Perairan dari Mabes Polri dan Polda Metro Jaya bergerak cepat melakukan evakuasi terhadap warga yang terjebak banjir, Rabu (1/1/2020).
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi Perairan dari Mabes Polri dan Polda Metro Jaya bergerak cepat melakukan evakuasi terhadap warga yang terjebak banjir, Rabu (1/1/2020).
Sekira pukul 15.00 WIB, tim polisi perairan yang berjumlah 40 personel tiba di Cipinang, Jakarta Timur, untuk mengevakuasi warga yang terjebak banjir.
Menggunakan dua rubber boat atau perahu karet, tim polisi perairan langsung menyisir permukiman warga.
Baca: Dinas Sosial DKI Siapkan 6 Dapur Umum untuk Warga Terampak Banjir, Catat Alamat dan Nomor Teleponnya
"Kita evakuasi sekitar 100 orang tadi di Cipinang," kata Kasubdit Patroli Perairan Ditpolair, Korpolairud, Baharkam Polri, Kombes Pol Muhamad Yassin Kosasi melalui sambungan telepon.
Didukung keahlian personelnya dalam bidang SAR, tim Polisi Perairan menyambangi ratusan rumah untuk memastikan tidak ada warga yang terjebak banjir.
Semua masyarakat yang berhasil dievakuasi dalam keadaan sehat dan selamat.
"Alhamdulilah dalam kondisi sehat, tidak ada yang sakit keras, Alhamdulillah dan tidak ada yang meninggal dunia," katanya.
Baca: Didera Hujan Belasan Jam, Perumahan Pondok Pekayon Indah Bekasi Kebanjiran
Kebanyakan yang dievakuasi adalah anak-anak dan orang dewasa.
Rata-rata mereka terjebak banjir, sehingga bertahan di rumah yang tinggi.
"Mereka terjebak karena tadi air itu kurang lebih sudah 1,5 meter. Mobil-mobil juga banyak yang terendam," katanya.
Dalam proses tersebut, tim polisi perairan pun menemukan seorang wanita lanjut usia yang harus dievakuasi ke tempat aman.
"Tadi ada juga orang tua yang sudah sepuh tapi alhamdulilah bisa kita evakuasi," katanya.
Menurut Kombes Pol Muhamad Yassin Kosasi, warga yang berhasil dievakuasi ada yang dijemput keluarganya mengungsi ke tempat yang aman.
Baca: Anies Baswedan: Kita Fokus Evakuasi Korban Banjir
Ada juga warga yang memilih mengamankan diri di posko pengungsian dan menunggu banjir surut.