Perubahan Iklim Picu Banjir Melanda Jakarta, Ketahui Fakta dan Datanya
Banjir yang melanda Jabodetabek disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor utamanya adalah perubahan iklim dan curah hujan yang tinggi
Penulis: Muhammad Nur Wahid Rizqy
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
6. Hujan sangat lebat berdurasi panjang mulai tanggal 31 Desember 2019 sore hingga 1 Januari 2020 pagi menyebabkan banjir cukup luas. Setidaknya 43 orang meninggal dan lebih dari 35.000 orang mengungsi dari 158 kelurahan yang terdampak.
7. Wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Barat tercatat sebagai wilayah yang paling banyak kelurahan terdampaknya, yaitu sejumlah 65 dan 30 kelurahan.
8. Curah hujan ekstrem tertinggi juga terkonsentrasi di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Pengukuran BMKG menunjukkan curah hujan tertinggi tercatat di Bandara Halim Perdana Kusuma 377 mm/hari, di TMII 335 mm/hari, Kembangan 265 mm/hari, Pulo Gadung 260 mm/hari, Jatiasih 260 mm/hari, Cikeas: 246 mm/hari, dan di Tomang 226 mm/hari.
9. Sebaran curah hujan ekstrem tersebut lebih tinggi dan lebih luas daripada kejadian banjir – banjir sebelumnya, termasuk banjir Jakarta 2007 dan 2015.
Curah hujan 377 mm/hari di Halim merupakan rekor baru curah hujan tertinggi sepanjang ada pencatatan hujan di Jakarta dan sekitarnya sejak pengukuran pertama kali dilakukan tahun 1866 pada zaman kolonial Belanda.
10. Kejadian banjir dan curah hujan ekstrem tidak hanya terjadi di DKI Jakarta, beberapa wilayah di Bekasi, Kota/Kab. Bogor, serta Kab. Lebak (Jawa Barat) juga terdampak banjir bandang.
Pantauan radar cuaca menunjukkan awan potensi hujan cukup tebal terjadi di sebagian wilayah Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta.
11. Analisis meteorologis pada 01 Januari 2020 pagi hari menunjukkan curah hujan tinggi tidak biasanya tersebut dipengaruhi oleh penguatan aliran monsun Asia dan indikasi jalur daerah konvergensi massa udara / pertemuan angin monsun intertropis (ITCZ) tepat berada di atas wilayah Jawa bagian utara.
ITCZ memicu pertumbuhan awan yang sangat cepat, tebal, dan masif akibat penguapan dari lautan sekitar Pulau Jawa yang sudah menghangat dan menyuplai kelimpahan massa uap air bagi atmosfer di atasnya.
Banjir Jakarta
Penyebab banjir di Jakarta sejatinya bukan hanya masalah curah hujan ekstrem dan fenomena meteorologis.
Terdapat beberapa faktor lain seperti besarnya limpasan air dari daerah hulu, berkurangnya waduk dan danau tempat penyimpanan air banjir, permasalahan menyempit dan mendangkalnya sungai akibat sedimentasi dan penuhnya sampah,
Rendaman rob akibat permukaan laut pasang serta faktor penurunan tanah (ground subsidence) yang meningkatkan risiko genangan air, akan tetapi curah hujan ekstrem paling dominan sebagai penyebab banjir di Jakarta.
BMKG menghimbau agar semua pihak dan masyarakat tetap waspada terhadap peluang curah hujan tinggi yang masih mungkin mengingat puncak musim hujan diprakirakan akan terjadi pada bulan Februari hingga Maret.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.