Ungkap Usaha Atasi Banjir Jakarta Sudah Ada dari Dulu, Basuki Hadimuljono: Masterplan sejak 1873
Basuki Hadimuljono menilai konsep pemulihan sungai dan pembuatan sodetan telah memiliki perencanaan sejak 1873 lalu dalam menangani banjir.
Penulis: Indah Aprilin Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
Sementara Basuki Hadimuljono menganggap kawasan bantaran sungai yang dinormalisasi sepanjang 16 km aman dari luapan air, tapi yang belum dinormalisasi justru tergenang.
Basuki Hadimuljono mengungkapkan tidak ingin berdebat dengan Anies.
Menurut Basuki, dirinya telah diajarkan untuk tidak melakukan debat dengan orang yang memiliki perbedaan pendapat.
"Ya itu harus dilihat detail, saya punya skemanya," ujar Basuki.
"Saya nggak mau debatlah, saya tidak dididik untuk berdebat," imbuhnya.
Kemudian Basuki menjelaskan pada awak media melalui ilustrasi yang menggambarkan perbedaan kondisi Sungai Ciliwung sebelum dan sesudah dilakukan normalisasi.
Air yang berasal dari Sungai Ciliwung masuk ke Kampung Pulo yang sudah ternormalisasi melalui kawasan yang belum dilakukan tindakan tersebut.
Ditemui saat melakukan peninjauan ke lapangan terkait bencana banjir yang melanda Jakarta dan daerah sekitarnya, Basuki menuturkan akan melanjutkan program normalisasi Sungai Ciliwung.
Basuki melakukan peninjauan lapangan bersama dengan Anies dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Basuki Hadimuljono menyebut normalisasi Ciliwung baru terealisasi sepanjang 16 km dari total 33 km.
"Selama penyusuran kali Ciliwung ternyata sepanjang 33 km itu yang sudah dinormalisasi baru 16 km," kata Basuki, dilansir kanal YouTube Berita Satu.
Menurut Basuki, daerah di sekitar wilayah sungai yang sudah dinormalisasi terlihat tak tergenang banjir.
Kondisi itu nampak berbeda dengan wilayah yang belum dinormalisasi.
"Di 16 km itu kita lihat Insya Allah aman dari luapan, tapi yang belum dinormalisasi tergenang," ungkap Basuki.