KBRI Siapkan Skenario Evakuasi WNI Antisipasi Bila Terjadi Serangan Balasan Amerika Terhadap Iran
Duta Besar Indonesia untuk Iran, Octavino Alimudin, mengatakan kondisi WNI di Iran tetap beraktivitas seperti biasa.
Editor: Adi Suhendi
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memberikan komentarnya atas "puluhan rudal" Iran yang menghujani markas pasukan Amerika Serikat di Irak.
Dalam cuitannya di akun Twitter resminya @realDonaldTrump, Rabu (8/1/2020), ia membenarkan dua pangkalan militernya di Irak telah dihujani rudal oleh Iran.
"All is well! Missiles launched from Iran at two military bases located in Iraq. Assessment of casualties & damages taking place now. So far, so good! We have the most powerful and well equipped military anywhere in the world, by far! I will be making a statement tomorrow morning," tulis Donald Trump.
Trump mengatakan, soal kabar korban jiwa maupun perkiraan kerusakan yang dialami Ain al-Assad dan Irak, tengah diselidiki oleh otoritas terkait.
"Kami mempunyai peralatan militer yang paling canggih dan terbaik yang ada di dunia ini!" lanjutnya.
Mengutip Kompas.com, Gedung Putih menyampaikan, telah memberitahu Presiden Donald Trump soal rudal dari Iran, dan saai ini tengah memantau perkembangannya.
Asisten Menteri Pertahanan untuk Urusan Publik, Jonathan Hoffman mengatakan, saat ini fokus Pentagon adalah memperkirakan kerusakan yang terjadi akibat serangan rudal di markas Amerika Serikat tersebut.
Dia menerangkan, Washington bakal mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan Amerika Serikat dan sekutunya di Timur Tengah.
Pentagon menuturkan, mereka sudah berada dalam kondisi "siaga tinggi" selama beberapa hari sebelumnya buntut ketegangan yang terjadi.
Sekutu dekat Trump, Senator Lindsey Graham mengatakan, serangan yang menghantam pangkalan milik pasukan Amerika Serikat dan sekutunya adalah tindakan perang.
Sebelumnya, Iran melalui Garda Revolusi menyatakan, mereka menghujani markas pasukan Amerika Serikat dan sekutunya di Irak dengan "puluhan rudal".
Operasi itu dikatakan merupakan pembalasan atas pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani oleh Amerika Serikat, Jumat (3/1/2020) pekan lalu.
Melansir Sky News via Kompas.com, Rabu (8/1/2020), "puluhan rudal" itu ditembakkan Divisi Dirgantara Garda Revolusi Iran, dan dinamai "Martir Soleimani".
Sementara, menurut sumber keamanan kepada AFP mengungkapkan, serangan itu terjadi dalam tiga gelombang selepas tengah malam waktu setempat.