Konflik Natuna antara Indonesia dan China, Prof Salim Said: Ngapain Loe Masuk Wilayah Gue
Guru besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan), Prof Salim Sahid angkat bicara soal ketegangan antara Pemerintah Indonesia dan China
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Ayu Miftakhul Husna
"Kalau China bilang itu wilayah nelayan tradisional saya, maka kita harus berunding," ujar Salim.
Jika upaya berunding tidak menemukan titik temu, Salim menjelasakan pemerintah Indonesia tidak punya cara lain selain mengangkat senjata.
"Kalau perdebatan tidak selesai, senjata alusista akan bicara" katanya
Namun Salim menyayangkan jika langkah terakhir dengan mengerahkan alutsista untuk menyelesaikan konflik tersebut.
Dalam Program Apa Kabar Indonesia pagi, Salim juga mengingatkan jika China memiliki segudang persoalan di negara berjuluk negara tirai bambu ini.
"China punya persolan-persoalan, banyak penganguran di sana, penduduknya bertambah terus"
"Ada kebutuhan untuk mencari bukan hanya lapangan kerja di negara lain, tapi juga sumber-sumber dari negara lain," Salim mengingatkan.
Ia berpadangan perlunya campur tangan intelijen untuk mengetahui masalah yang dihadapi China terhadap stabilitas di Indonesia.
Salim mengkhawatirkan ketegangan antara Pemerintah Indonesia dan China di perairan Natuna dapat menimbulkan gejolak di dalam negeri.
"Mempunyai dampak hubungan anatara orang tionghoa Indonesia dengan pemerintah indonesia pada umumnya. Itu yang saya takutkan," tutup Salim.
Baca: 8 Fakta Kasus Reynhard Sinaga, dari Tidak Merasa Bersalah hingga masuk Wikipedia
Memperkuat pertahanan
Indonesia terus memperkuat pertahanan di wilayah laut Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.
Ini dilakukan setelah sejumlah kapal penjaga pantai Tiongkok untuk mengawal kapal nelayan mereka yang mencuri ikan di perairan Indonesia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.