Cek Kesiapan Rakernas, Hasto Ungkap Kesiapan PDIP Promosikan Kekayaan Pangan Nasional
Hasto Kristiyanto melakukan pengecekan akhir persiapan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan perayaan HUT ke-47 PDIP
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto melakukan pengecekan akhir persiapan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan perayaan HUT ke-47 PDIP di JIEXpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (9/1/2020).
Hasto Kristiyanto tiba di lokasi Rakernas PDIP tersebut sekira pukul 17.25 WIB.
Hasto yang mengenakan celana jeans, polo shirt merah, dibalut jaket hitam hadir meninjau sejumlah persiapan Rakernas.
Baca: Respons Hasto Kristiyanto Soal Tudingan Stafnya Terlibat Suap Komisioner KPU Wahyu Setiawan
Setelah berbincang dengan sejumlah petugas, Hasto mengarah ke panggung yang disiapkan untuk perayaan besok.
Hasto menjelaskan, seharusnya dia melakukan kunjungan ke lokasi Rakernas PDIP siang tadi.
Namun, karena kediamannya di Bekasi sempat terendam banjir.
Dua mobil tergenang air akibat banjir yang menerpa lingkungan rumahnya.
Selain itu, dampak dari banjir tersebut dirinya terserang diare.
Untungnya, seorang rekannya memberikan sebuah puyer tradisional bercap Kupu-kupu.
Baca: Hasto Kristiyanto Benarkan Ruang Kerjanya di Kantor DPP PDIP Hampir Digeledah KPK
"Temen saya kemudian memberikan puyer cap Kupu-kupu. Itu juga obat tradisional. Dengan puyer cap Kupu-kupu ternyata sangat ampuh. Sehingga saya langsung meninjau kegiatan persiapan HUT PDI Perjuangan ke-47 dan Rakernas dan semua berjalan dengan baik dengan tertib," kata Hasto.
Kata dia, pengalamannya sangat sejalan dengan apa yang hendak didorong PDIP dalam Rakernas kali ini.
Menurutnya Indonesia memiliki alam yang indah dengan segala potensi pangannya.
Baca: Telat Hadir dalam Gladi Bersih Rakernas PDIP, Hasto Kristiyanto Mengaku Kebanjiran dan Diare
Sejalan dengan slogan Indonesia Maju yang diajukan Presiden Joko Widodo, PDIP ingin memajukan pariwisata, nilai spiritualitas, serta keanekaragaman pangan yang bisa dimanfaatkan untuk industri obat-obatan.
"Kemudian teknologi terapan yang dikembangkan oleh anak-anak Indonesia ini yang akan diangkat. Termasuk dengan jalur rempah itu bagaimana kita adalah bangsa yang punya tradisi ke luar membangun peradaban, bukan bangsa yang melihat ke dalam," ujarnya.