Soal Natuna, Menko Luhut Sebut Indonesia-Tiongkok 'Kakak Beradik'
Luhut melihat gesekan kecil seperti ini tidak akan berdampak besar bagi hubungan bisnis antara Indonesia-Tiongkok.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai hubungan antara Indonesia dengan Tiongkok selama ini terlihat seperti 'kakak-adik'.
Gesekan-gesekan yang muncul pada hubungan ini menurutnya, merupakan hal yang biasa saja.
Hal ini mengacu pada persoalan keberadaan kapal Tiongkok di Laut Natuna yang membuat heboh masyarakat karena wilayah itu diketahui masuk dalam kedaulatan Indonesia namun Tiongkok juga mengakui kawasan itu sebagai wilayahnya.
Luhut melihat gesekan kecil seperti ini tidak akan berdampak besar bagi hubungan bisnis antara Indonesia-Tiongkok.
"Nggak ada (dampak ekonomi ya), kakak beradik kan suka juga (terjadi) gesekan," ujar Luhut, saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2020).
Kendati tengah menjadi sorotan akibat adanya kapal coast guard (penjaga pantai) dan kapal nelayan Tiongkok yang memasuki perairan Natuna, namun Luhut kembali menegaskan bahwa hubungan baik yang selama ini terjalin antara kedua negara tidak akan mengalami gangguan.
Baca: Fadli Zon Sebut 2 Hal Ini Patut Dilakukan Indonesia untuk Natuna: Harus Ada Kombinasi
Baca: Mahfud MD Sebut Ada 470 Nelayan Daftar untuk Berangkat ke Perairan Natuna
Baca: Jokowi ke Natuna, Tinjau 2 KRI: Bakamla dan TNI AL Juga Hadir Memastikan Penegakan Hukum di Sini
Ia menekankan, selama ini negeri tirai bambu itu tidak pernah menarik ulur investasinya atau menghentikan kerja sama yang telah terjalin dengan Indonesia terkait dengan kasus seperti ini.
Hubungan kedua negara tetap profesional, bisnis tidak ada kaitannya dengan kedaulatan negara.
"Tiongkok pun tak pernah minta men-trade off kedaulatan kita, antara investasi, nggak ada urusan dengan itu, kedaulatan is kedaulatan," tegas Luhut.