Diserang Nalar Sesat Pikir, Erick Thohir Diminta Maju Terus
Serangan balik itu, ditengarai juga ekonom dari Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) Jakarta, Sutia Budi.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Tohir tidak berjalan di ruang hampa.
Dalam membenahi BUMN, tentu saja jalan Erick berliku dan terjal.
Ia harus berhadapan dengan muka-muka lama yang selama ini menikmati BUMN dengan suka-suka.
Dia juga harus berhadapan dengan para pemilik kepentingan yang selama ini memanfaatkan jabatan.
Hal ini pula yang diingatkan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Mardani H Maming.
Mardani megingatkan Erick agar berhati-hati sebab para koruptor pasti akan melakukan serangan balik.
HIPMI sendiri akan mendukung sepenuhnya langkah-langkah Erick sebab Indonesia membutuhkan ikon-ikon korporasi nasional yang sehat dan kompetitif.
"Akhir-akhir ini kami lihat ada narasi yang diciptakan untuk menyerang balik Erick. Padahal Erick baru jadi Menteri dan beliau yang mengangkat masalah ini. Yang mengangkat isu ini malah dituding sebagai peraih manfaat,” ungkap Mardani, dalam keterangannya kepada media, Senin (13/1/2020).
Ia pun mengingatkan Erick agar tak terpengaruh dengan narasi-narasi serangan balik tersebut.
Apalagi langkah Erick dalam membenahi BUMN sudah berada dalam jalur yang benar.
Serangan balik itu, ditengarai juga ekonom dari Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) Jakarta, Sutia Budi.
Sutia Budi melihat upaya menyerang itu saat Erick mau membongkar kasus dan persoalan di Jiwasraya, yang hingga Januari 2020, kebutuhan likuiditas penyelesaian JS Saving Plan menjadi Rp 16,13 triliun sebagaimana ada dalam Dokumen Penyelamatan Jiwasraya.
Sutia Budi, Wakil Rektor ITB AD Jakarta, yang juga mantan aktivis ini menilai serangan buat Erick ini begitu massif.
Bukan hanya dalam hal membangun narasi yang keliru dan sesat, namun juga mulai ada upaya untuk menggerakan demo. Ia pun mengingatkan agar Erick tetap tegar membenahi BUMN.