Alasan Presiden Joko Widodo Gandeng Putra Mahkota Abu Dhabi untuk Bangun Ibu Kota Baru
Pada pembangunan ibu kota baru ini disebut bahwa pemerintah akan melibatkan sejumlah pihak asing. Satu di antaranya adalah Putra Mahkota Abu Dhabi.
Penulis: Clarissa Fauzany Priastuti
Editor: Rizki Aningtyas Tiara
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo menghadiri acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2020 di Grand Ballroom, The Ritz Carlton, Pacifif Place Sudirman, Jakarta pada Kamis (16/1/2020).
Dalam sambutannya, Jokowi sempat menyampaikan perihal rencana pembangunan ibu kota baru.
Seperti yang diketahui, ibu kota yang semula terletak di Jakarta akan dipindahkan ke Kalimantan Timur.
Pada pembangunan ibu kota baru ini disebut bahwa pemerintah akan melibatkan sejumlah pihak asing.
Satu di antaranya adalah Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ).
Jokowi mengungkapkan bahwa 'menggandeng' Putra Mahkota MBZ dalam pembangunan ibu kota merupakan upaya untuk membangun kepercayaan atau trust.
Menurutnya, kepercayaan akan dapat diperoleh dengan melibatkan orang-orang berpengalaman.
• Usung Konsep Autonomous City, Hanya Kendaraan Otonom dan Listrik yang Digunakan di Ibu Kota Baru
• Gelar Rapat Terbatas Soal Ibu Kota Baru, Jokowi: Kendaraan Umum Gunakan Autonomous Vehicle
• Kunjungan ke Kalimantan, Jokowi Pamerkan Lokasi Ibu Kota Baru: Pertengahan 2020 Mulai Dibangun
• Pemerintah Rekrut Konsultan Asing untuk Bantu Rancang Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur
Jokowi mengatakan bahwa Putra Mahkota MBZ telah memiliki pengalaman dalam hal pembangunan dengan keberhasilannya merombak Abu Dhabi.
"Sheikh Mohammed bin Zayed al Nahyan memiliki pengalaman dalam merombak total Abu Dhabi, membangun kota baru yang namanya Masdar City. Dan memiliki reputasi yang sangat baik di dunia," jelas Jokowi dikutip dari laman setkab.go.id.
Dalam kesempatan itu, Joko Widodo juga menyinggung nama Presiden Softbank, Masayoshi Son.