Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Petugas KPK Keliling Komplek Cari Harun Masiku

KPK juga menangkap dan menetapkan tersangka terhadap dua orang yang berperan membantu proses suap tersebut.

Penulis: Reza Deni
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Petugas KPK Keliling Komplek Cari Harun Masiku
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Koordinator Tim Hukum DPP PDIP I Wayan Sudirta (tengah) dan juru bicara Teguh Samudera (kiri) sebelum menemui Dewan Pengawas KPK di gedung C1 KPK, Jakarta, Kamis (16/1/2020). Kedatangan tim hukum PDIP untuk mengklarifikasi banyaknya isu yang bergulir terkait kasus suap anggota PDIP Harun Masiku kepada eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

"Ada dua kali petugas KPK datang. Pertama yaitu Sabtu (11/1/2020) lalu. Yang kedua hari Rabu (15/1/2020) kemarin. Hari Rabu mereka datang dua kali," kata Sugeng.

Pada hari pertama kedatangan petugas KPK, Sugeng menjelaskan secara detail bahwa tak ada warga beranama Harun.

Dia menjelaskan kepada petugas KPK bahwa dirinya telah bekerja sebagai petugas keamanan komplek ini sejak 2003 dan hapal betul para penghuninya.

"Yang hari kedua, bersama Pak RT Nasrullah petugas KPK mengelilingi komplek, dan tetap tidak ada warga sini yang namanya Harun Masiku," ungkapnya.

Baca: Mahfud MD Sebut KPK Gagap dalam Melakukan Penggeledahan: Itu Bukan soal UU Baru, tapi soal Orang

Ketua RT setempat, Nasrullah mengatakan kedatangan petugas KPK untuk menyerahkan surat pemanggilan Harun Masiku. Namun, sama seperti Sugeng, Nasrullah juga tak pernah mengenal dengan sosok Harun.

"Dia (Harun) kalau di kartu keluarganya tinggal di sini sejak 2010, saat itu saya belum jadi Ketua RT. Rumahnya pun di sana hanya 10 jumlahnya dan semuanya kosong," ujarnya.

Pantauan Tribun, rumah yang digunakan untuk alamat rumah Harun Masiku berada di ujung komplek. Petugas keamanan setempat menyebut rumah tersebut sudah tak berpenghuni lebih 6 tahun.

Berita Rekomendasi

Rumah berukuran sekitar 100 meter persegi bercat dinding krem yang sudah memudar dan sebgian terkelupas. Jendela di samping rumah juga terbuka begitu saja. Terdapat taman kecil di depannya tak terurus.

Selain mengirimkan surat panggilan pemeriksaan ke rumah tersebut, pihak KPK juga sudah menggeledah unit apartemen di kawasan pusat bisnis Thamrin Jakarta yang ditempati Hasan Masiku sebelum meninggalkan Indonesia ke Singapura.

Dari penggeledahan itu, penyidik KPK menyita sejumlah dokumen penting terkait dengan perkara ini, termasuk dokumen yang dapat menjadi petunjuk untuk pencarian Harun Masiku.

KPK menyatakan Wahyu Setiawan selaku komisioner KPU diduga telah menerima suap senilai Rp600 juta dari Harun dan sumber dana lainnya yang belum diketahui identitasnya. Namun, pada awalnya, Wahyu meminta uang operasional sebesar Rp900 juta untuk memuluskan niat Harun.

Selain Wahyu Setiawan dan Harun Masiku, KPK juga menangkap dan menetapkan tersangka terhadap dua orang yang berperan membantu proses suap tersebut.

Keduanya adalah mantan anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang juga orang kepercayaan Wahyu, Agustiani Tio Fridelina, dan pihak swasta bernama Saeful. Keduanya disangkakan turut menerima suap lantaran turut menikmati aliran dana suap.

Secara terpisah, Kapolri Jenderal Pol Idham Aziz mengatakan bakal memberikan bantuan ke KPK dalam pencarian tersangka Harun Masiku di luar negeri. Polri akan meminta bantuan Interpol untuk pencairan Harun di luar negeri.

"Pada prinsipnya Polri tentu akan memberikan bantuan apabila nanti rekan-rekan KPK meminta tolong kepada Polri untuk berkordinasi," kata Idham. (tribun network/rez/ilh/kps). 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas