Anggap Masyarakat Mencontoh Jokowi, Rocky Gerung: Bikin Kerajaan Baru Sama dengan Pindah Ibukota
Rocky Gerung menilai sikap masyarakat yang mendirikan kerajaan baru tidak salah, "Sama aja kan, bikin kerajaan itu sama dengan ide pindah ibukota."
Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Daryono
"Justru itu bagian dari pertahanan subsisten dari mereka yang terdesak oleh superstructure industry, superstructure politic," katanya.
Lebih dalam, masyarakat akhirnya pergi pada persembunyian paling akhir yakni status kebudayaan.
Apalagi orang yang mengaku raja dan sultan tersebut menempati lokasi yang memiliki nilai sejarah dari pengetahuan mereka masing-masing.
Bahkan ia membandingkan raja dari kerajaan baru dengan Presiden Jokowi.
"Orang juga bisa tiba-tiba merasa dapat wangsit segala macam. Sama seperti presiden tiba-tiba bisa punya ide pindah ibukota,"
"Sama aja kan, bikin kerajaan itu sama dengan ide pindah ibukota," kata Rocky.
Sementara itu, ia membantah saat pendapatnya dibandingkan dengan status presiden sebagai kepala negara atau wilayah yang legal dengan raja di dalam kerajaan yang dinilai tidak legal.
"Dia juga legal, karena dia juga udah punya 400 pendukung," tutur Rocky dalam dialektikanya.
Ia menyebut syarat kerajaan ada pemimpin, teritorium, juga pendukung.
"Jadi sejumlah orang ingin menghidupkan ekonomi, belajar politik melalui pembentukan kerajaan. Itu biasa aja,"
"Anggap aja itu pendidikan politik sekaligus pendidikan ekonomi buat mandiri," kata Rocky.
Di sisi lain, saat Rocky Gerung diminta berimajinasi untuk membangun kerajaan ia pun mengatakan dalam ungkapan satire.
"Mungkin kerajaan-kerajaannya nggak ada di daratan, tapi di kolam. Karena kalau bikin kerajaan di laut nanti bersaing dengan Ratu Kidul," pungkas Rocky.
(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul Wutsqa)