Kasus Nenek yang Ditendang & Diperlakukan Kasar Karena Diduga Mencuri Berakhir Damai di Kepolisian
Kasus tindakan kekerasan yang dilakukan seorang pria kepada seorang nenek di Pasar Gendeng, Prambanan, Sleman, DIY berakhir damai.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Kasus tindakan kekerasan yang dilakukan seorang pria kepada Bu Rubingah, seorang nenek yang diduga melakukan pencurian di Pasar Gendeng, Prambanan, Sleman, DIY berakhir damai.
Hal tersebut diungkapkan Suharmadi (44) Kepala Dukuh Kranggan I, Jogotirto, Brebah, Sleman, tempat Bu Rubingah tinggal.
"Sudah didamaikan oleh Polsek Prambanan (Kabupaten Sleman)," ujar Suharmadi kepada Tribunnews, Kamis (23/1/2020) malam melalui sambungan telepon.
Suharmadi menyebut proses mediasi dilakukan kepolisian pada pukul 16.00 WIB.
Selain Suharmadi, pihak yang hadir antara lain, Bu Rubingah, pria perekam video, dan pria yang melakukan tindakan kasar.
"Saya mewakili keluarga Bu Rubingah," ujarnya.
Keputusan damai disebut Suharmadi merupakan keputusan dari musyawarah keluarga.
"Didamaikan, karena sudah viral maka mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan psikis keluarga, baik keluarga pelaku maupun Bu Rubingah," ungkapnya.
Suharmadi menilai, keputusan yang diambil mungkin akan membuat warga dan netizen kecewa.
Namun ia mengungkapkan dengan adanya peristiwa ini bisa menjadi pengingat dan pelajaran bagi semua pihak.
"Dengan kejadian ini bisa mengambil pelajaran, bahwa melakukan tindakan main hakim sendiri tidak dibenarkan," ujarnya.
Mendapat Banyak Sumbangan
Lebih lanjut, Suharmadi mengungkapkan sudah banyak pihak yang memberikan donasi untuk Bu Rubingah.
"Banyak yang memberikan sumbangan, ada kasur, bantal, dan uang tunai," ungkapnya.
Dikarenakan Bu Rubingah memiliki keterbatasan dan kekurangan dalam berkomunikasi, bantuan yang dikirimkan untuk Bu Rubingah diserahkan melalui satu pintu.
"Sumbangan melalui satu pintu yaitu kepada bu RT, RT 006 RW 029, atas nama Irianto Sukendar," ujarnya.
Tinggal Sebatang Kara
Bu Rubingah diketahui tinggal sebatang kara di rumahnya.
Bu Rubingah hidup menjanda dan sebatang kara selama puluhan tahun.
Ia hidup sebatang kara setelah bercerai dengan suaminya, Jamal.
"Sudah bercerai puluhan tahun yang lalu, suaminya bernama Jamal, punya anak satu cewek bernama Wiwin Wijayanti, mereka tinggal di Sumatera," ujar Suharmadi kepada Tribunnews melalui sambungan telepon, Rabu (22/1/2020).
Namun, Suharmadi tidak mengetahui secara pasti domisili mantan suami dan anaknya.
Suharmadi mengungkapkan umur Bu Rubingah kurang lebih 60 tahun.
Suharmadi menyebut sehari-hari Bu Rubingah jarang berada di rumah.
"Kerjanya tidak tentu. Tapi kadang cuma mijitin (tukang pijat)," ujarnya.
Suharmadi mengungkapkan, anak Bu Rubingah pernah mengajak sang ibu untuk tinggal bersamanya di Sumatera.
Namun, ajakan tersebut ditolak Bu Rubingah.
"Anaknya kalau nggak salah baru dua kali ke Jogja. 2018 sempet pulang ngajak bu Rubingah ke Sumatera tapi tidak mau," ujarnya.
Kondisi rumah Bu Rubingah disebut Suharmadi masih belum layak.
"Rumah berlantai tanah, belum ada listrik," ucapnya.
Sementara itu terdapat dua saudara Bu Rubingah di pedukuhan yang sama.
"Ada kakak adik di daerah sini, tapi Bu Rubingah tidak pernah mau dibantu saudara-saudaranya," ujarnya.
Bu Rubingah saat ini disebut Suharmadi tidak mendapatkan bantuan sosial.
"Dulu dapat raskin, tapi setelah ganti BPNT dua tahun lalu sudah tidak dapat," ujarnya.Sebelumnya, Bu Rubingah menjadi viral lantaran dirinya diperlakukan kasar oleh seseorang di Pasar Gendeng, Prambanan, Sleman, DIY.
Bu Rubingah disangka melakukan tindakan pencurian.
Namun, Bu Rubingah mengaku tidak jadi melakukannya.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto)