Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintah Belum Bisa Pastikan Mekanisme Karantina Bagi WNI yang Dievakuasi Dari Hubei Cina

Pemerintah akan menerapkan karantina bagi Warga Negara Indonesia yang dievakuasi dari Provinsi Hubei, Cina terkait mewabahnya virus Corona.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Pemerintah Belum Bisa Pastikan Mekanisme Karantina Bagi WNI yang Dievakuasi Dari Hubei Cina
Theresia Felisiani
Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rahman 

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah akan menerapkan karantina bagi Warga Negara Indonesia yang dievakuasi dari Provinsi Hubei, Cina terkait mewabahnya virus Corona.

Juru Bicara Presiden Fadjorel Rachman mengatakan karantina tersebut akan dilakukan pihak Kementerian Kesehatan.

"Tentu akan ada karantina secara teknis. Itu akan ada dilakukan Kemenkes. Tetapi saya tidak menyampaikan secara teknis. Itu akan dilakukan Kemenkes," kata Fadjorel Rachman di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (31/1/2020).

Baca: Hasil Autopsi Lina Jubaedah Sudah Diumumkan Polisi, Ini Kata Pengacara Rizky Febian

Menurut Fadjorel Rachman Kementerian Kesehatan nantinya yang akan mengatur teknis karantina tersebut.

Apakah karantina akan dilakukan di kapal, rumah sakit, atau pulau terluar.

"Saya tidak bisa menjawab sekarang, karena itu yang akan diselesaikan oleh semua kementerian. Apakah di suatu tempat tertentu apakah di kapal apakah ini, apakah itu. Tentu pertanyaan-pertanyaan teknis itu yang langsung terkait dengan teknis, itu (kapasitas) Doker Terawan sebagai Menkes dan termasuk yang lain," katanya.

Baca: 100 RS Rujukan Flu Burung Diminta Siapkan Kembali Ruang Isolasinya untuk Antisipasi Virus Corona

Berita Rekomendasi

Pemerintah juga menurut Fadjorel belum bisa memastikan apakah proses evakuasi nanti akan menggunakan pesawat Hercules atau Komersil. Bila menggunakan Hercules milik TNI maka evakuasi bisa dilakukan dengan satu kali penerbangan saja.

"Kalau pakai hercules bisa pakai 3 buah. Satu kali penerbangan," katanya.

Baca: Tak Ada Tanda Kekerasan dan Racun di Tubuh Lina Jubaedah, Mantan Istri Sule Idap Darah Tinggi Kronis

Hanya saja menurut Fadjorel pemerintah tidak akan memperlakukan 243 WNI yang dievakuasi, secara berlebihan.

Artinya menurut Fadjorel tidak akan ada perlakuan yang membuat para WNI tersebut merasa tidak nyaman.

"Ada pesan tadi pagi dari beberapa pihak ke kami, saya sempat bicara. Kita harus lindungi setiap orang yang berasal dari Wuhan, Hubei. Itu hak mereka untuk tidak diperlakukan secara terlalu istimewa, yang bisa berakibat tidak baik," katanya.

Cerita mahasiswa Indonesia di Wuhan

Kota Wuhan, Cina seolah menjadi kota mati setelah status lock down diberlakukan di wilayah tersebut setelah virus corona mewabah.

Transportasi umum, pertokoan, hingga aktivitas warga pun tak berjalan sebagaimana biasanya.

Alfi Rian Tamara, mahasiswa asal Indonesia yang sedang menjalani program beasiswa China Government Scholarship S-2 dari education of science menjadi saksi perubahan situasi di Kota Wuhan..

Rian, begitu ia disapa, mengaku kesulitan mencari bahan makanan sehari-hari lantaran banyaknya toko yang tutup.

Baca: Perlu Daya Tahan Tubuh Optimal untuk Mencgah Penyebaran Virus

Warga sendiri juga diimbau untuk tidak keluar rumah.

Namun, mahasiswa Wuhan University of Technology tersebut rela keluar asrama dan berjalan kaki tujuh menit demi membeli bahan makanan di tengah wabah virus corona.

"Saya berbelanja di toko yang bersebelahan dengan kampus. Namun bukan supermarket, hanya toko perbelanjaan biasa. Jaraknya sekitar 7 menit jalan kaki," ujar Rian, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (30/1/2020).

Baca: Antisipasi Corona, Pemerintah Siapkan Dua Skenario Evakuasi WNI di Wuhan

Rian biasa membeli sayur mayur, rempah-rempah, roti, telur, beras, hingga buah-buahan di toko tersebut.

Selain karena hanya toko tersebut yang buka di sekitar kawasannya tempat tinggalnya, toko tersebut pun menjual bahan makanan didatangkan dari luar kota Wuhan.

Namun, kondisi di Wuhan membuat harga bahan makanan, terutama sayuran dan buah-buahan menjadi sangat mahal.

Baca: Antisipasi Corona, Pemerintah Siapkan Dua Skenario Evakuasi WNI di Wuhan

"Yang biasanya per kilogram (kg) bawang putih kita dapat membeli dengan harga 5 Yuan atau sekitar Rp10.000, saat ini menjadi 20 Yuan per kg atau Sekitar Rp 40.000," kata dia.

Pria yang mengenyam pendidikan S-1 di Universitas Syiah Kuala Aceh tersebut bahkan sudah berbelanja untuk stok seminggu ke depan.

Biasanya empat hari jelang habisnya stok di asramanya, Rian akan kembali membeli bahan makanan.

Baca: Deretan Foto Dokter & Perawat Lelah Rawat Pasien Corona, Tidur Berjajar di Lantai, Menunduk di Meja

"Mungkin sekitar empat hari lagi kami (mahasiswa) akan belanja kembali untuk memenuhi stok seminggu ke depan. Menjaga pasokan makanan kami," jelasnya.

Ketakutan akan virus corona tentu terlintas dalam pikirannya.

Namun, Rian berusaha menjaga diri agar tidak tertular virus tersebut dengan melengkapi dirinya menggunakan masker serta sarung tangan.

"Sebenarnya takut juga untuk keluar berbelanja, (karena bisa) tertular virus. Namun kami memakai masker dan sarung tangan, karena virus itu menular melalui sistem pernafasan dan sentuhan langsung orang-orang yang terpapar virus," kata Rian.

"Jadi kami menghindari tempat ramai dan alhamdulillah setiap belanja tidak saat ramai atau banyak orang lain. Tidak bercampur dengan orang-orang lainnya," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas