675 Warga Tinggalkan Natuna Malam Tadi, Ini Penjelasan Kepala Dinas Perhubungan
Ratusan warga banyak yang keluar dari Natuna seiring wilayahnya dijadikan lokasi observasi ratusan WNI yang dievakuasi dari Wuhan, Cina.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, NATUNA - Ratusan warga banyak yang keluar dari Natuna seiring wilayahnya dijadikan lokasi observasi ratusan WNI yang dievakuasi dari Wuhan, Cina.
Warga Natuna Evie Zarma mengatakan beberapa warga Natuna ada yang memilih mengungsi ke rumah sanak saudara mereka di pulau-pulau terdekat menggunakan kapal.
"Ramai warga yang mengungsi. Mereka sepertinya aji mumpung. Anak-anak kan diliburkan dua minggu jadi mereka ada yang mengungsi ke rumah saudara. Ada juga yang memilih pulang kampung ke pulau dekat sini," ungkap Evie Zarma saat ditemui di rumah makan padang, tempat usahanya, Senin (3/2/2020).
Baca: Foto Kondisi Perawat di China jadi Sorotan, Tangan Luka dan Keriput, Wajah Membekas Masker
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Natuna, Iskandar DJ, membenarkan ada peningkatan warga yang keluar dari Natuna.
"Tadi malam tercatat 675 warga meninggalkan Natuna menggunakan KM Bukit Raya menuju Pulau Midai, Pulau Serasan dan Pontianak," ucap Iskandar DJ saat dihubungi wartawan.
Iskandar DJ membantah jika peningkatan warga keluar dari Natuna akibat khawatir terjakit virus corona.
Baca: Ditinggal Puluhan Warganya Mengungsi, Roda Ekonomi Kampung Tua Penagi Lumpuh
Menurutnya warga pergi karena ada kegiatan Musrenbang di kecamatan setempat dan adanya pesta panen cengkeh.
"Memang jumlahnya semalam yang meninggalkan Natuna ada 675 orang, dimana biasanya hanya 400 orang. Tapi ini karena Musrenbag dan panen cengkeh saja," kata Iskandar DJ.
Romo Benny Ajak Semua Pihak Dukung Upaya Negara Lindungi Warganya
Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPMI) Romo Benny Susetyo meminta semua pihak mendukung pemerintah yang melakukan upaya kemanusiaan bagi WNI yang dievakuasi dari Wuhan, Cina.
238 WNI yang baru dipulangkan dari Cina bakal mengikuti observasi selama 14 hari di Hanggar Lanud Raden Sadjad, kompleks Militer, di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Selama observasi mereka tidak diperlakukan khusus, melainkan bebas melakukan kegiatan dan berkomunikasi dengan siapa saja.
Di sisi lain, warga di Natuna sempat menggelar aksi demo menolak wilayah mereka menjadi lokasi observasi.
Warga nekat melakukan aksi bakar ban dan mendapatkan pengawalan ketat dari anggota kepolisian dan TNI.