Jokowi Meminta Kebesaran Hati Masyarakat Natuna Soal Observasi 238 WNI dari Wuhan
Presiden Jokowi meminta masyarakat khususnya yang berada di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau untuk berbesar hati menerima keputusan pemerintah.
Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Garudea Prabawati
"Saya juga terima kasih ke masyarakat Natuna yang juga sudah memberikan lampu hijau karena ini saudara-saudara kita sendiri," jelasnya yang dikutip dari Kompas.com.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menjelaskan alasan Kabupaten Natuna ini menjadi tempat observasi tersebut.
Menurutnya tidak semua pulau dapat digunakan sebagai tempat observasi.
Bahkan pemerintah telah mengajukan beberapa tempat alternatif, namun semua tidak memenuhi persyaratan yang ada.
Baca: Warga Tegas Tolak Karantina di Natuna, Tokoh Masyarakat: Kalau Bisa Jangan Sampai Habis 14 Hari
"Memang kemarin ada beberapa alternatif. Ada yang kemarin Morotai misalnya, Biak," ujarnya.
"Karena kami memerlukan untuk turun itu memerlukan landasan sehingga (pesawat) kita bisa turun," jelasnya.
Sehingga setelah melalui berbagai pertimbangan, Natuna dinilai sebagai pulau yang paling siap untuk hal tersebut.
"Tidak semua pulau bisa dipakai. Kita mengukur tingkat kesiapan tim kesehatan yang ada di situ. Sehingga keputusan dari tim adalah di Natuna," tegasnya.
Warga Natuna Tolak Keras Karantina WNI dari Wuhan di Natuna
Dikutip dari Kompas.com, warga Natuna terus melakukan unjuk rasa terhadap karantina WNI dari Wuhan di tempat mereka.
Bahkan unjuk rasa tersebut nyaris berujung anarkis lantaran ada beberapa warga yang membakar ban mobil di tengah jalan menuju bandara.
Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Natuna Haryadi mengatakan, ada enam tuntutan yang diminta warga Natuna untuk pemerintah pusat.
Berikut enam tuntutan yang diminta masyarakat Natuna kepada pemerintah pusat:
1. Pemerintah daerah dapat menjadi penyambung lidah kepada pemerintah pusat.