Tempat Tidur WNI Di Hanggar Tempat Observasi Selalu Disemprot Desinfektan
Untuk memastikan kesehatan 238 WNI yang sedang menjalani observasi di Natuna, petugas melakukan pengecekan suhu minimal dua kali sehari.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk memastikan kesehatan 238 Warga Negara Indonesia (WNI) yang sedang menjalani observasi di Natuna, petugas melakukan pengecekan suhu minimal dua kali sehari.
Selama proses observasi di Natuna, tempat istirahat para WNI juga selalu disemprot dengan cairan desinfektan agar tetap steril dan terjaga kebersihannya.
"Itu bagian dari minimalisir risiko. Memang ada di protokol kesehatan dunia. Maka tempat istirahat saudara kita di dalam hanggar selalu disemprot desinfektan dengan alat sebagaimana ketentuan WHO," kata Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya TNI Yudo Margono di Natuna, Selasa (4/2/2020).
Baca: Pemerintah Kirim 33.000 Masker untuk WNI di Hong Kong dan Taiwan
Tidak hanya itu, petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan di Tanjung Pinang dan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan di Batam juga dilibatkan sebagai pelaksana dalam observasi.
Baca: Inilah Narasi Hoaks Soal Virus Corona yang Membuat Perempuan di Balikpapan Terancam Hukuman 10 Tahun
Mereka bertugas di tempat bekas layanan, baik pakaian kotor, barang habis pakai, dan lainnya dikelola baik sebagai upaya pencegahan.
"Kami pastikan mereka tetap sehat karena diberi makan yang cukup, bergizi bahkan berlebih karena mengikuti standar teman-teman TNI," katanya.
Sudah bisa berkomunikasi dengan keluarga
238 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjalani masa observasi di Natuna kini sudah bisa berkomunikasi dengan keluarganya.
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya TNI Yudo Margono mengatakan ratusan WNI yang dievakuasi dari Wuhan, Cina tersebut kini sudah bisa menggunakan alat komunikasinya.
Baca: Sebut Sebenarnya Masyarakat Bukan Menolak Karantina WNI, Bupati Natuna Ungkap Alasan Lain
"Per hari ini, alat komunikasi mereka sudah bisa hidup. Baru hari ini mereka diberi kartu, bantuan dari pengusaha yang baru dibagikan," ujar Yudo saat menggelar konferensi pers di Natuna, Selasa (4/2/2020).
Yudo mengamini setelah alat komunikasi mereka bisa digunakan, ratusan WNI tersebut langsung berkomunikasi dengan keluarga tercintanya.
Rata-rata mereka mengabarkan bila keadaannya sehat dan tidak perlu dikhawatirkan.
"Kalau ada pacarnya disitu (dikarantina) sudah bisa dihubungi," canda Yudo.
Baca: Kondisi di Natuna Semakin Kondusif, Sekolah dan Toko Kembali Dibuka