Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yusril Ihza Mahendra Bergabung Dengan Bank Muamalat, Ini Tugas Utamanya

Yusril Ihza Mahendra bergabung dengan Bank Muamalat dalam rangka memperkuat bank tersebut agar bangkit menjadi bank terkemuka di tanah air.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Yusril Ihza Mahendra Bergabung Dengan Bank Muamalat, Ini Tugas Utamanya
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Yusril Ihza Mahendra. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yusril Ihza Mahendra bergabung dengan Bank Muamalat dalam rangka memperkuat bank tersebut agar bangkit menjadi bank terkemuka di tanah air.

“Saya merasa terpanggil untuk membantu Bank Muamalat agar menjadi besar." kata Yusril Ihza Mahendra melalui pesan tertulis, Rabu (5/2/2020).

Yusril bertugas menyelesaikan berbagai masalah di Bank Muamalat khususnya yang berkaitan dengan hukum.

Baca: Kylie Jenner Mulai Dekat Lagi dengan Travis Scott, Disebut Mesra saat Rayakan Ulang Tahun Stormi

"Tugas utama saya adalah mengkaji dan menyelesaikan masalah-masalah hukum Bank Muamalat termasuk ketika melayani atau menyelesaikan masalah dengan para nasabahnya," katanya.

Yusril Ihza Mahendra mengatakan, dirinya mengapresisasi OJK yang telah memutuskan menyetujui Ilham Habibie bersama Konsorsium Alfalah menjadi investor baru di Bank Muamalat.

Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) tersebut menyebut, dirinya akan mendampingi Bank Muamalat agar proses masuknya Konsorsium Alfalah berjalan mulus sesuai persetujuan OJK.

Baca: Rutin Minum Air Rendaman Kurma Ternyata Bisa Turunkan Kolesterol hingga Membuat Otak Cerdas

Berita Rekomendasi

Ia juga akan mencari solusi, baik melalui perundingan maupun mengambil langkah hukum terhadap nasabah bersamalah, agar Bank Muamalat berkembang secara sehat.

Sebagai informasi, Bank Muamalat adalah Bank Islam pertama di Indonesia yang menerapkan prinsip-prinsip syari’ah Islam ke dalam pengelolaan bank komersial.

Berdirinya bank ini pada tahun 1991 tidak terlepas dari peran Presiden Suharto dan Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) waktu itu, BJ Habibie.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas