Novel Baswedan Menolak Ikut Rekonstruksi karena Mata Kanannya Tak Tahan Melihat Cahaya
Novel Baswedan menolak untuk melakukan rekonstruksi dengan alasan mata kanannya tidak tahan melihat cahaya.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan akhirnya sampai pada tahap rekonstruksi.
Polda Metro Jaya rampung melakukan proses reka ulang adegan pada Jumat (7/2/2020).
Total ada 10 adegan dalam proses rekonstruksi kali ini.
Proses rekonstruksi dilakukan secara tertutup, dimulai pukul 03.00 WIB di sekitar kediaman Novel di Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Para wartawan dan masyarakat diminta menjauh sejauh 100 meter.
Pemandangan lainnya, puluhan personel Polri bersenjata lengkap dikerahkan untuk mengamankan rekontruksi yang berlangsung selama tiga jam tersebut.
"Ada 10 adegan dan ada beberapa adegan tambahan sesuai dengan pembahasan tadi di lapangan dengan rekan rekan Jaksa Penuntut Umum (JPU)," kata Wakil Direktur Kriminal Umum (Wadirkrimum) Polda Metro Jaya, AKBP Dedy Murti Haryadi, usai melakukan rekonstruksi, Jumat (7/2/2020).
Menurut Dedy, rekonstruksi dalam rangka memenuhi berkas perbaikan yang diminta oleh Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
"Intinya supaya alat bukti dan keterangan para saksi dan tersangka dapat kami uji di lapangan. Selanjutnya berkas perkara yang sudah kami lengkapi akan kami kirim kembali ke rekan-rekan di kejaksaan tinggi DKI Jakarta," kata dia.
Baca: Polri Tak Akan Gelar Rekonstruksi Lanjutan Penyiraman Air Keras Novel Baswedan
Baca: Alasan Kesehatan Novel Baswedan Tak Hadiri Rekonstruksi: Mata Kiri Saya Permanen Tak Bisa Melihat
Dia mengungkapkan, rekonstruksi dihadiri oleh dua tersangka penyiram air keras Novel, yaitu Brigadir RK dan RB. Namun untuk Novel, dilakukan oleh pemeran pengganti.
Berdasarkan pantauan Tribunnews, pada pukul 02.53 WIB, puluhan personel polri mulai memadati halaman kediaman Novel di Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Mereka datang menggunakan satu bus besar dan beberapa minibus. Mereka membawa persenjataan lengkap.
Wartawan yang telah menunggu harus diminta bergeser sejauh hampir 50-100 meter dari tempat rekonstruksi. Begitu pula masyarakat yang ingin menyaksikan adegan rekonstruksi.
"Kita ingin sterilisasi dulu. Tolong agak bergeser hingga ring ketiga karena tempat ini mau digunakan rekonstruksi," kata salah satu petugas pengamanan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.