Kongres PAN Diwarnai 2 Kali Kericuhan: Aksi Rebut Laptop, Lempar Kursi, Hingga Darah Mengucur
Kericuhan mewarnai Kongres V Partai Amanat Nasional (PAN) yang berlangsung di di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara.
Penulis: Adi Suhendi
Diketahui berdasarkan informasi yang dihimpun terdapat dua pendaftaran di arena kongres.
Pendaftaran sebagai peserta yang ditutup pada pukul 12.00 WITA.
Salah satu syarat untuk mendaftar sebagai peserta kongres adalah mendaftarkan diri langsung atau tidak boleh dititipkan.
Ini ditengarai yang membuat ricuh, karena menurut massa yang protes, ada beberapa pihak yang memberikan kartu, meski orang tersebut belum hadir.
Baca: Mengenal Sosok 4 Calon Ketua Umum PAN 2020-2025 yang Bertarung di Kongres
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno, yang merupakan Ketua Steering Committee (SC) membenarkan bila laptop panitia sempat direbut peserta kongres.
Pengambilan laptop tersebut terjadi karena kesalahpahaman.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat komputer bisa kembali dan kita bisa kerja maksimal lagi," ujar Edi Soeparno di arena Kongres V PAN, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (10/2/2020).
Eddy menyebut kejadian tersebut sebagai bagian dari 'bunga-bunga' saat Kongres PAN.
Eddy berharap kejadian ini tidak terulang hingga gelaran Kongres usai.
"Kita berharap bahwa besok pelaksanaan kongres itu bisa kita lalui dengan sebaik-baiknya," ucapnya.
Sementara itu, Ketua DPW PAN Kalimantan Timur Darlis Pattalongi menyayangkan adanya kejadian tersebut.
Baca: Kongres PAN Sempat Memanas, Zulhas Singgung Pernyataan Amien Rais: Seperti Arena Smack Down. . .
Menurutnya hal itu sangat mengganggu jalannya registrasi peserta kongres dan justru malah menghambat kelancaran Kongres.
"Sangat disayangkan, ada kontak fisik yang dilakukan oknum peserta. Ada penyitaan alat elektronik yang itu ganggu jalannya registrasi," kata Darlis.
Sebab, sebelumnya dalam Kongres V tidak pernah terjadi kericuhan itu.