Kongres PAN Diwarnai 2 Kali Kericuhan: Aksi Rebut Laptop, Lempar Kursi, Hingga Darah Mengucur
Kericuhan mewarnai Kongres V Partai Amanat Nasional (PAN) yang berlangsung di di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara.
Penulis: Adi Suhendi
"Juga dibahas draf tata tertib pemilihan ketua formatur dan anggota formatur dan draf pemilihan Ketua MPP," ujar Wakil Sekretaris Jenderal PAN Soni Sumarsono di arena Kongres V PAN, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (11/2/2020).
Sidang kemudian dilajutkan dipimpin Ahmad Farhan Hamid yang anggota SC senior.
Sebelum mengawali sidang Ahmad Farhan Hamid berpesan agar perserta sidang tetap bersatu meskipun dalam perbedaan dan tetap gembira.
Namun, di dalam ruang sidang situasi kembali memanas.
Agenda yang digelar tertutup oleh media ini, diskor sementara karena terjadi kericuhan.
Para peserta kongres saling serang, hingga terlibat saling lempar kursi.
Para penjaga langsung menghampiri para tokoh senior PAN.
"Zulkifli Hasan," teriak para pendukung Caketum Zulkifli Hasan.
"Mulfachri-Hanafi menang," saut dari kubu berlainan.
Tak lama berselang sejumlah aparat kepolisian yang dipimpin Kapolda Brigadir Jenderal Polisi Merdisyam memasuki arena sidang.
Mereka memisahkan antar peserta kongres PAN yang saling gontok-gontokan.
Zulkifli menenangkan para peserta dan meminta tak saling melempar kursi.
"Saudaraku... Saudaraku..., duduk di kursi masing-masing. Lempar-lempar setop, cukup... cukup...," ujar Zulhas.
Akibat kericuhan tersebut sejumlah kader partai terluka.
Tim Dokter Polda Sulawesi Tenggara terlihat sibuk mengobati mereka yang terluka.
Kericuhan diawali lantaran adanya permintaan dari Kubu Mulfachri Harahap agar ruang sidang Kongres V di lantai 2 Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara dari yang tidak memiliki hak suara memilih calon ketua umum.
Berdasarkan pantauan di lokasi kelompok peserta yang menginginkan sidang tetap dilanjutkan.
Sementara ada sekelompok peserta yang meminta agar orang-orang yang bukan peserta keluar dari ruang sedang.
Baca: Ricuh, Pendukung Mulfachri Minta Kongres PAN Diboikot
"Yang bukan peserta, keluar!" terdengar dari area luar..
Ketua Panitia Pelaksana (Organizing Committee/OC) Kongres PAN, Eko Hendro Purnomo meminta agar segenap peserta sidang untuk kembali tenang agar sidang dapat dilanjutkan.
"Pak, duduk Pak," kata Eko.
Menimbulkan perdebatan antar pendukung, hingga ricuh tak terbendung.
Kursi-kursi melayang, sampai mengenai sejumlah kader.
Tampak beberapa orang terlihat mengucurkan darah di kepalanya akibat terkena kursi yang dilemparkan.
Pintu kaca hotel pecah.
Beberapa di antara yang terluka dibawa ke ruang khusus yang dijaga ketat aparat kepolisian.
Tim kedokteran pun terlihat sibuk mondar-mandir membawa peralatan medis.
Aparat kepolisian pun langsung melakukan sterilisasi. Mereka yang bentrok dilerai.
Antar pendukung dipisahkan.
Di beberapa titik, Kongres V PAN dijaga ketat aparat kepolisian bersenjata.
30 orang terluka
Politikus PAN Asri Anas kepada awak media menjelaskan, keributan diawali keinginan kubu Mulfachri untuk sterilisasi ruang sidang atau pemilihan.
Mereka meminta yang tidak memiliki hak suara, tidak dibolehkan dulu untuk memasuki ruangan.
Hal ini sesuai dengan aturan yang telah disepakati.
"Tapi banyak dari mereka yang enggak mau keluar dari ruangan. Akibatnya betrok fisik terjadi. Dari kami ada 30-an korban. Mereka berdarah," ucap Asri di area Kongres V PAN, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (11/2/2020).
Baca: Inilah Rekam Jejak dan Profil 4 Calon Ketua Umum PAN 2020-2025 yang Bertarung di Kongres
Asri berujar, korban paling banyak terluka di bagian kepala karena dilempari kursi.
Saat ini mereka tengah mendapatkan perawatan dari tim medis.
Asri meminta aparat keamanan turun tangan dan mengosongkan dulu tempat rapat untuk sementara. Jangan sampai, bentrokan terus terjadi.
"Kemudian, kami berharap ruang rapat hanya diisi oleh peserta sidang. Jangan ada orang yang tidak punya kepentingan masuk ke ruanh sidang," ucap Asri. (tribunnews.com/ dennis destryawan)