Andre Rosiade Mengaku Diserang Setelah Kritik Ahok: Penggiringan Opini Ini Agak Menarik
Penggerebekan yang dilakukan Andre Rosiade terhadap pekerja seks komersial (PSK), tampaknya belum menemukan titik terang.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Polemik penggerebekan yang dilakukan anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Gerindra Andre Rosiade terhadap pekerja seks komersial (PSK), tampaknya belum menemukan titik terang.
Pasalnya, kasus tersebut masih menjadi perdebatan banyak pihak.
Bahkan, Andre mengaku dirinya banyak mendapat serangan tersebut setelah ia mengkritik Komisaris Utama PT Pertamina, Bajuki Thajaja Purnama alias Ahok.
Hal tersebut diungkapkan Andre dalam acara Prime Talk yang diunggah di kanal YouTube MetroTV News, Selasa (11/2/2020).
Menurut Andre, penggerebekan tersebut terjadi pada 26 Januari 2020.
Namun, ia baru diserang oleh publik pada 4 Februari 2020, sekitar 9 hari setelah peristiwa tersebut.
Andre kemudiam mengklaim, bahwa penyerangan tersebut muncul setelah ia mengritik Ahok pada 3 Februari 2020.
"Saya ingin menjelaskan penggiringan opini ini, agak menarik ya, ini publik baru tahu."
"Kejadian itu tanggal 26 Januari tapi orang meributkan di 4 Februari setelah tanggal 3 Februari Andre Rosiade mengkritik mantan Gubernur Ahok menjadi komisaris rasa direksi," ujar Andre.
"Itu tanggal 3 Februari, tanggal 4 dan 5 Februari serangannya tajam kepada saya," lanjutnya.
Andre beruhar, bahwa buzzer-buzzer yang menyerangnya adalah orang-orang pendukung Ahok.
"Influencer-influencer besar Pendukung Ahok, itu yang melakukan penyerangan terhadap saya," tegas Andre.
Baca: Andre Rosiade Tegas Bantah Jebak PSK, Ungkap Pihak yang Melakukan Pemesanan PSK hingga Kamar Hotel
Baca: Andre Rosiade Bawa 10 Rangkap Bukti Pembelaan di Depan Gerindra Soal Penggerebekan PSK
Diketahui, Komisi VI DPR menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin, PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero) dan PT Perusahaan Gas Nasional Tbk.
RDP tersebut membahas berbagai agenda, satu di antaranya perkenalan anggota DPR Komisi VI dengan BUMN yang bergerak di bidang migas.