Dana BOS Terlambat, Kepsek di Lampung Ini Sampai Jual Singkong Bayar Honor Guru
Caranya, kata Zainal, menggunakan dulu uang panen singkong untuk menutupi atau hak daripada gaji guru honorer tersebut
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kisah perjuangan sekolah mencari dana talangan dana Bantuan Biaya Operasional (BOS) terus bermunculan.
Sebuah sekolah di Lampung Utara, menggunakan uang hasil tani untuk menutupi keterlambatan dana BOS.
Baca: Ubah Skema Penyaluran Dana BOS, Nadiem Makarim: Tidak Ada Alasan untuk Tidak Jujur
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala SMK Negeri 1 Kotabumi, Zainal Abidin saat ditemui di sela-sela pembukaan O2SN jenjang SMK se-Lampung Utara di SMKN 1 Abung Selatan, Rabu (12/2/2020).
Diakuinya, ia memang memiliki tanah yang ditanami singkong yang luasnya mencapai 10 hektar dan setiap kali panen bisa mencapai Rp 200 juta.
"Kalau saya sebagai pimpinan selalu mengutamakan kepentingan sivitas akademika yang utamanya gaji guru honorer," katanya
Caranya, kata Zainal, menggunakan dulu uang panen singkong untuk menutupi atau hak daripada gaji guru honorer tersebut.
Dari 80 guru di SMKN 1 Kotabumi, ada sebanyak 20 guru berstatus honorer dan sisanya sebagai PNS.
Lalu staf tata usaha (TU) ada 22 dan yang PNS hanya 9 orang serta sisanya berstatus honorer.
"Ada ratusan tenaga pendidik yang harus dipikirkan setiap bulannya dan khususnya bagi mereka yang tidak dapat gaji PNS," tuturnya.
Menurutnya, ini persoalan sejak enam tahun ia menjadi pimpinan di SMKN 1 Kotabumi ini.
Kalau kondisi keuangan morat-marit, dirinya bisa mengatasinya.
Karena ia bertani, uang hasil panen singkong lumayan bisa dipakai untuk menutup, setelah itu dirembes.
"Jika sudah cair anggaran BOS dari pemerintah maka otomatis akan dikembalikan pinjaman tersebut," katanya.
Baca: Dana BOS Akan Ditransfer Langsung, Kepala Sekolah Tak Lagi Nombok untuk Talangi Operasional
Soal pencairan, menurutnya, mau dari pusat ataupun provinsi itu tidak berpengaruh signifikan kepada sekolah.