Yakin Sehat, Orang Tua Mahasiswa Universitas Wuhan Jemput Sang Anak Tanpa Pakai Masker
Kebetulan Anak saya di pondok pesantren 6 tahun. Jadi dia ingin tuntutlah ilmu sampai negeri China
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Orang tua Yusuf Azhar, mahasiswa yang dievakuasi dari Wuhan, China, menjemput anak pertamanya yang telah diobservasi di Natuna selama 14 hari di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (15/2/2020) sore.
Ayah Yusuf, Muhammad Ciknang, memastikan sang anak telah dalam kondisi sehat dan tidak sama sekali terjangkit virus corona. Bahkan untuk memastikan hal itu, ia mengaku tak perlu mengenakan masker saat menjemput anaknya itu.
Diketahui, Cikanang bersama istrinya sengaja menjemput anaknya setelah mengetahui kabar dari pemberitaan WNI yang usai diobservasi dari Natuna akan dikembalikan di Bandara Halim. Mereka jauh-jauh datang dari rumahnya di Griya Cimangir, Bogor untuk menyambut anaknya itu.
Baca: Dana BOS Bisa Dipakai Untuk Beli Alat Multimedia Hingga Buka Bengkel Bagi SMK
"Bahkan kami bertiga menjemput enggak pakai masker karena memang anak saya sehat di sana," kata Cikanang saat ditemui di Bandara Halim, Jakarta, Sabtu (15/2/2020) sore.
Yusuf Azhar adalah satu di antara 238 WNI yang ikut diobservasi di Natuna usai dievakuasi dari Wuhan, China. Di negeri tirai bambu itu, Yusuf memang datang untuk menempuh pendidikan beasiswa jurusan Bisnis di Universitas Wuhan.
Menurut Ayahnya, Yusuf Azhar disebut sengaja mengambil pendidikan di China untuk mengejar ilmu pengetahuan setinggi-tingginya. Sebab, Yusuf sejak sekolah menempuh pendidikan di pesantren.
"Kebetulan Anak saya di pondok pesantren 6 tahun. Jadi dia ingin tuntutlah ilmu sampai negeri China," tandas dia.
Baru berjalan 5 bulan atau sejak September 2019 lalu pria berkacamata itu menempuh pendidikan di negeri orang, virus Corona menyerang kota tersebut. Ibu Yusuf, Aprilia, menyatakan sang anak sempat terisolasi di kota Wuhan.
Baca: Kedubes Arab Saudi Bantah Wabah Virus Corona Masuk ke Negaranya
"Dari komunikasi dari Yusuf, mereka itu tidak boleh keluar karena semua perjalanan itu ditutup semua. Mereka hanya ada di dalam kamar. Karena mereka dipantau," kata Aprilia.
Di sana, Aprilia bilang, sang anaknya sempat mengeluh kekurangan logistik untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Untuk membeli makan di luar, logistik yang tersedia sangat terbatas.
"Yusuf itu kayak sempat bilang liat ini mah lagi belanja tapi sudah mulai sedikit belanjanya. Tapi Alhamdulillah sehat. Allah melindungi. Kata saya jangan lupa shalat. Mama disini juga selalu berdoa untuk kamu bersama semua kawan kawan juga. Karena mereka disana entah dari berlainan suku. Semuanya akur, saling menjaga antar teman," jelasnya.
Namun kini, Aprilia mengaku senang sang anak sudah bisa kembali bersama-sama keluarga lagi. Bahkan, ia bakal membuat syukuran usai sang anak tiba di rumah.
Baca: Mata Nibras Berkaca-kaca Menanti Kedatangan Zakiyah, Keponakannya Yang Diobervasi di Natuna
"Bahagia sekali, senang sekali. Baca doa lah nanti di rumah untuk syukuran menyambut kedatangan anak saya. Semua rasanya orang tua bahagia," tuturnya.
Meskipun mengalami hal ini, ia mengaku sang anak belum menyerah untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Wuhan usai kondisi mulai kondusif.
"Yusuf bilang tetap lanjut, tetap semangat sama kawan-kawan semua tidak ada yang mundur. Kalau saya mah terserah anak anak," pungkas dia.