Cerita Nadia Jalani Masa Observasi di Natuna: Senang Tak Terinfeksi Virus Hingga Kangen Keluarga
Sebelumnya 238 WNI itu diduga suspect virus corona lantaran tinggal dan menetap di Kota Wuhan yang merupakan pusat penyebaran virus corona.
Editor: Dewi Agustina
TB : Selama di hanggar apa saja yang dilakukan ?
NB : Tentunya banyak sekali kak, melalui kesaharian penuh dengan teman-teman, bermain dan bercerita serta berolahraga sampai tidur juga belajar bersama.
TB : Apa saja fasilitas yang ada di dalam hanggar ?
NB : Banyak kak, ada alat musik, gitar dan bisa karaokean, ada juga alat olahraga bola ping pong, raket bahkan alat komunikasi selalu diberikan dan banyak lainnya.
TB : Bagaimana pelayan petugas selama di hanggar ?
NB : Pelayanan yang diberikan Kementerian Kesehatan dan Militer, sangat profesional, bahkan kami seperti sudah menganggap mereka seperti keluarga bahkan orang tua sendiri.
TB : 14 hari di Hanggar bosen tidak ?
NB : Hmm.. gimana iya, kalau dibilang bosan sih tidak, tapi hanya pengen melihat kampung halaman.
TB : Apa yamg dirindukan selama di hanggar ?
NB : Pastinya keluarga iya, terutama orang tua iya, pengen ketemu. Apalagi selama masa observasi merupakan waktunya perkuliahan libur. Iya beda saja, libur semester kita akhiri di ruang karantina.
Baca: Tanggapan Lucinta Luna Soal Video Depresi Kambuh, Ungkap Penyebab Hingga Abash Setia Menemani
Baca: Yakin Tak Terinfeksi Virus Corona, Keluarga Jemput di Bandara Tanpa Masker
TB : Sebelum masuk karantina di Hanggar Lanud Raden Sajad, bagaimana awal mulanya Nadia dievakuasi dari Wuhan ?
NB : Gimana ya kak, waktu itu masih di Wuhan penyakit virus corona melanda Kota Wuhan sampai waktu itu pemerintah China menutup seluruh akses di Kota Wuhan dan kami pun hanya bisa beraktivitas di rumah.
Hingga ada kabar dari pemerintah Indonesia akan membawa kami pulang, mendengar kabar itu sangat senang, namun ada juga kekwhatiran kami jangan sampai ada di antara kami yang terpapar lalu datang ke Indonesia, itu kan ujungnya bawa wabah ke negara sendiri.
TB : Namun setelahnya bagaimana?
NB : Iya kaget sih, dengan penyambutan kami mulai dari crew pesawat lengkap dengan alat pelindung diri (APD) bak pakaian astronot, lalu setiba di Batam kami d pindahkan ke pesawat yang berbeda, namun yang membuat saya kaget itu setiap kami disemprot disinvektan anti virus
TB : Sebelum pulang apa yang diberikan oleh petugas ?
NB : Sebelum pulang, kami dicek kesehatannya, dicek suhu tubuhnya dan
diberikan surat keterangan kesehatan oleh Kementerian Kesehatan bahwa kami bebas sehat dan negatif dari virus
TB : Setelah sampai di rumah di kampung halaman nanti, apa yang pertama ingin kamu lakukan ?
NB : Mau makan masakan mama dan makan bakso.
TB : Apa harapannya setelah melalui serangkaian observasi ini ?
NB : Saya berharap semoga wabah virus corona tidak ada di Indonesia, dan negara kita aman dari segala penyakit seperti ini.
(Tribunbatam.id/bereslumbantobing)