Blak-blakan Ali Mochtar Ngabalin Beber Alasan Pakai Sorban, Pesan Ayah saat Malam Jumat
Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin berbicara blak-blakan terkait gaya busananya yang kerap memakai sorban dan baju putih.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin berbicara blak-blakan terkait gaya busananya yang kerap memakai sorban dan baju putih.
Hal itu diungkapkan Ali Ngabalin ketika berincang bersama Ariel Tatum di acara Q & A Metro Tv pada Minggu (16/2/2020) malam.
Dalam banyak kesempatan, Ali Mochtar Ngabalin selalu khas dengan gaya busana yang mengenakan sorban dan pakaian putih.
Ia menjelaskan, sorban yang ia pakai tersebut merupakan sorban Yaman yang dipadukan didalamnya dengan topi kopiah.
Ia kerap memadukan dengan topi kopiah songkok tobone, topi yang sering dikenakan dalam acara budaya di Bugis.
Baca: Viral Remaja Rayakan Ulang Tahun Undang Semua Teman Hanya 5 yang Datang, Reza Arap Beri Kejutan
"Dalamnya ini topi Songkok Tobone, topi yang sering dipakai dalam acara-acara budaya di kampung Rappang, di Bugis," papar Ngabalin.
Ali mengaku menggunakan sorban sejak lulus dari Madrasah Mualimin Muhammadiyah di Makassar.
Ia mengenakan sorban dan juga topi tersebut setelah mendapat sugesti oleh ayahnya.
Meski telah menempuh berbagai pendidikan di sekolah hingga madrasah, namun ayah Ali Ngabalin menilai belum ada perubahan signifikan dari dirinya.
Ali tak menampik jika saat itu dirinya masih kerap bertemu dengan kawan lama bahkan pulang hingga larut pagi.
Keadaan tersebut membuat ibadah yang ia lakukan tak teratur hingga mendapat perhatian dari ayahnya.
Hingga pada suatu waktu, sang ayah meminta dirinya untuk mengenakan topi yang hingga kini ia pakai itu.
"Saya itu di sugesti, malam jumat dikasih pakai topi, kemudian dikasih mandi, kemudian sudah ya baca -baca sana baca sini, suruh tetap pakai," ungkap Ali Ngabalin.
Baca: Di ILC, Ali Ngabalin Ditegur Erlina Burhan karena Kebiasaan Merokok, Lihat Reaksi Karni Ilyas
Saat itu, ia sudah mulai memasuki usia dewasa dan mendapat pesan dari ayahnya unuk bisa mewakili saudara yang lainnya.
"Mulai pakai ini waktu saya tamat mualamin di makassar, karena waktu itu saya sudah masuk waktu dewasa, sementara ayah saya bilang saya bisa mewakili suadara-saudara jadi kalau mau pergi wakili mereka semua," ucap Ali.
Meski kini ayahnya sudah tiada, namun ia selalu menjaga pesan dari ayahnya tersebut untuk selalu tampil dengan gaya tersebut.
Ia juga mengingat pesan dari Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika dirinya menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2004-2009.
"Ayahku minta supaya selalu begini, dan waktu jaman pak Jusuf Kalla mengingatkan saya waktu saya masuk DPR-RI, jangan buka topimu Ali," terangnya.
Menurutnya, dengan memakai topi dan juga sorban tersebut, merupakan simbol dari kebesaran orangtua dan juga agama.
"Tidak semata-mata untuk menyombongkan diri, tetapi ini adalah simbol, simbol dan sekaligus bisa menjaga diri bahwa di kepala saya ini ada simbol kebesaran orangtua dan agama, karena itu selalu tampil untuk kepentingan orang banyak" jelas Ali.
Sementara itu terkait pakaian dengan warna putih yang sering ia kenakan, menurutnya hal itu mempunyai tujuan beberapa hal.
Menerutnya, warna selalu diidentikkan dengan identitas politik.
Ia tak jika pakaian yang ia kenakan diidentikkan dengan partai politik tertentu.
"Jadi kalau putih ini kan lambang bersih, kemudian putih ini kan seragam yang suka dipakai presiden."
"Kemudian putih ini paling tidak karena kulit abang agak sedikit hitam, ya anak-anak Papua jadi kalau pakai putih agak seikit bercahaya," terang Ngabalin.
Profil Ali Mochtar Ngabalin
Ali Mochtar Ngabalin dikenal sebagai tokoh politik, mubaligh, sekaligus tenaga pengajar asal Papua Barat.
Ali Mochtar Ngabalin merupakan putra daerah Papua yang lahir di Fakfak, Papua Barat, pada 25 Desember 1968.
Ia pernah menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2004-2009.
Dilansir Tribunnewswiki, Saat kecil, Ali Mochtar Ngabalin mendalami ilmu agama dengan melanjutkan studi ke Madrasah Tsanawiyah Aliyah di Fakfak hingga Mualimin Muhammadiyah di Makassar.
Kemudian, Ali Mochtar Ngabalin menempuh pendidikan di IAIN Alauddin Makassar.
Ali Mochtar Ngabalin berhasil lulus pada tahun 1994.
Selanjutnya, Ali Mochtar Ngabalin melanjutkan pendidikan magister di bidang Ilmu Komunikasi di Universitas Indonesia.
Ali Mochtar Ngabalin juga meraih gelar doktor dari Universitas Negeri Jakarta pada 18 Maret 2013.
(Tribunnews.com/Tio, Tribunnewswiki.com/Chika)