Kemenkes Akui Peserta Observasi di Natuna Mudah Diatur
Ia menilai kecerdasan mereka yang dimiliki peserta yang sebagian kaum milenial itu diukur dari penguasaan bahasa asing mereka.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan wartawan Tribunnews.com, Mafani Fidesya Hutauruk
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Subdirektorat Pelayanan Gawat Darurat Terpadu Kementerian Kesehatan dokter Budi Sylvana menjelaskan tidak ada kesulitan saat menangani peserta observasi di Natuna.
"Tidak ada. Mereka semua itu 'well educated'," ucapnya saat wawancara khusus dengan Tribunnews.com, Jakarta, Selasa, (18/02/2020).
Baca: BREAKING NEWS: Pasien Terinfeksi Virus Corona di Kapal Diamond Princess Jepang Bertambah 44 Orang
Dokter Budi menjelaskan para peserta observasi adalah mahasiswa yang cerdas.
"Mereka ini rata-rata mahasiswa yang 90 persen lebih itu mahasiswa S1, S2, dan S3," ucap dokter yang menemani peserta observasi selama 14 hari itu.
Baca: Pasien Diduga Terinfeksi Virus Corona Masih Menjalani Observasi di RSMH Palembang
Ia menilai kecerdasan mereka yang dimiliki peserta yang sebagian kaum milenial itu diukur dari penguasaan bahasa asing mereka.
"Mereka menguasai tiga bahasa, Indonesia, Inggris, dan Mandarin. cukup luar biasa gitu," ucapnya dokter yang kini mulai dikenal dunia YouTube sejak pelaporannya di Tempat Observasi, Natuna.
Baca: Ada 102 Hoaks Virus Corona, Moeldoko: Segera Hentikan!
Maka, ia menegaskan karena mereka well educated, mereka mengikuti apa yang disampaikan.
"Jadi tidak terlalu sulit yang sulit adalah mengatur jam tidur mereka," ucapnya sambil sedikit tertawa.