Evakuasi WNI Kru Diamond Princess Tergantung Lobi Pemerintah Indonesia dengan Jepang
I Dewa Nyoman Budiasa mengatakan, evakuasi kru kapal Diamond Princess tergantung lobi-lobi antara pemerintah Indonesia dengan Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali yang berada di kapal pesiar Diamond Princess ingin segera pulang.
Kapal pesiar tersebut dikabarkan diterjang wabah virus corona saat bersandar di Perairan Yokohama Jepang.
Namun nyatanya, evakuasi ini tidak serta merta bisa dilakukan.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI), I Dewa Nyoman Budiasa mengatakan, bahwa evakuasi ini tergantung lobi-lobi antara pemerintah Indonesia dengan Jepang.
Dia menuturkan, walaupun terjadi evakuasi hari ini misalnya, harus tetap mengikuti mekanisme sesuai dengan arahan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).
Saat ini, menurutnya, pemerintah masih memikirkan proses evakuasinya, apakah melalui jalur laut atau diterbangkan.
Menurutnya, yang memutuskan nasib ABK di sana sebenarnya merupakan keputusan bersama, yakni antara pemerintah Indonesia dengan Jepang serta berkoodinasi dengan otoritas pelabuhan di Yokohama.
"Tapi kalau mereka dinyatakan aman untuk dievakuasi pasti akan dievakuasi," tuturnya.
Budiasa menuturkan, penumpang dalam kapal tersebut memang sudah dievakuasi, namun Anak Buah Kapal (ABK) masih berada di dalam kapal.
Jika dalam situasi kegawatdaruratan, sesuai dengan prosedur memang penumpang yang harus didahulukan atau diprioritaskan.
Sementara ABK menjadi satu awak dengan kapalnya.
Baca: Al Fatihah untuk Ashraf Sinclair
Baca: Universitas Gunadarma Juara PUBG Mobile Campus Championship 2019 Seusai Kalahkan 15 Tim
"Jadi sebenarnya dia (ABK) yang seharusnya memberikan service kepada passenger," tuturnya.
Ia menjelaskan, bahwa pertama kali yang terkena virus corona dalam kapal Diamond Princess tersebut adalah penumpangnya.