Pro Kontra Revitalisasi Taman Ismail Marzuki, Rano Karno Pertanyakan Nasib Seniman
Rano Karno menanyakan nasib seniman pasca revitalisasi Taman Ismail Marzuki rampung. Tapi ia menyatakan setuju dengan revitalisasi tersebut.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Rano Karno menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi X DPR, Kamis (27/2/2020) membahas revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM).
Ia hadir mewakili seniman untuk mengetahui tujuan dari Pemerintah Provinsi DKI (Pemprov) Jakarta merevitalisasi TIM.
Rano Karno heran permasalahan revitalisasi ini bisa sampai ke DPRD DKI Jakarta.
Menurutnya komunikasi yang dilakukan Pemprov ketika ingin merevitalisasi TIM tidak baik.
"Tapi ini musti sampai DPRD, ada apa? Jadi saya setuju dengan DPRD, mungkin karena komunikasi tidak berjalan," ungkapnya dilansir melalui YouTube Kompas TV, Jumat (28/2/2020).
Ia juga berterima kasih kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang telah menginisiasi revitalisasi TIM.
"Pak Gubernur saya masih mewakili diri saya sebagai seniman, saya berterima kasih karena hampir 57 tahun TIM anda buat baik kembali."
"Tapi mungkin kita memang lupa sejarah. TIM itu diserahkan pada waktu tahun 68 itu memang dikelola oleh Dewan Kesenian Jakarta," imbuhnya.
Baca: Ketua DPRD DKI Minta Anies Baswedan Moratorium Revitalisasi Taman Ismail Marzuki
Baca: Debat Panas dengan Ferdinand Hutahaean soal Anies, Geisz Chalifah Sindir Etika: Diskusi Warung Kopi
Pemeran si Doel ini menanyakan nasib para seniman setelah proses revitalisasi ini selesai.
Meskipun begitu, ia mengungkapkan jika para seniman setuju dengan rencana revitalisasi TIM.
"Jadi waktu teman-teman seniman kesini prinsipnya mereka setuju revitalisasi cuma mereka bertanya
setelah itu kami gimana?"
"Apakah kami masih dalam pengelolaan karena kalender kegiatan kesenian pasti pihak swasta sulit untuk mengaturnya," ujarnya.
Sementara itu, Anies Baswedan menegaskan tidak ada pembangunan hotel mewah dalam proses revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM).
Anies mengungkapkan yang ada hanya pembangunan wisma untuk para seniman.