Sofyan Djalil, 'Kunci Inggris' di Dua Presiden (2-Habis): Pembebasan Tanah Bukan Lagi Jadi Isu Besar
Saat mendapat amanah sebagai Menteri ATR-Kepala BPN pada 27 Juli 2016, Sofyan mendapat tugas untuk membereskan masalah pertanahan yang rumit.
Penulis: Reza Deni
Editor: Dewi Agustina
Saya tahu Pak Jokowi harus omong begitu sebagai bos. Oke kami kerjakan. Pak Jokowi tidak punya maksud apa-apa, cuma ingin menunjukkan gaya leadershipnya adalah result oriented (berorientasi pada hasil).
Tribun: Soal Omnibus Law Cipta Kerja banyak yang menyangsikan prosesnya, bagaimana tanggapan Anda?
Begini, saya ingin jelaskan dulu tentang Omnibus Law. Hari ini ada 7 juta orang pengangguran terbuka. Setiap tahun tambah 2,4 juta orang masuk lapangan kerja.
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang ada sekarang, 5 persen, tidak mampu menjawab. Artinya lapangan kerja tercipta, tapi yang membutuhkan 7 juta penganggur ditambah 2,5 juta angkatan kerja baru tiap tahu.
Lapangan pekerjaan tercipta, mungkin 3‑4 juta, tapi masih banyak yang belum kerja. Apa hambatannya, ya regulasi. Negeri kita ini seperti jagoan yang sedang dirantai, terbelenggu oleh bermacam-macam aturan.
Mau bikin pabrik tekstil, izinnya macam-macam. Lebih mudah bangun pabriknya daripada mengurus izin di republik ini. Itu yang ingin dibereskan oleh pak Jokowi dengan Omnibus Law.
Kalau kita ingin menuntaskan masalah pengangguran, maka pertumbuhan ekonomi harus cepat. untuk pertumbuhan ekonomi lebih cepat, regulasi itu harus kita sederhanakan. (reza deni)