Selain Tiongkok, Anggota DPR Ini Minta Pemerintah Larang Masuk Traveler dari Iran, Korea, dan Italia
Pembatasan ini bisa dimulai dari tiga negara lain dengan penyebaran virus corona tercepat di luar Tiongkok yakni Iran, Korea, dan Italia.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris meminta pemerintah memperluas pembatasan warga negara asing (WNA) masuk ke Indonesia sebagai langkah pencegahan mewabahnya virus corona (Covid-19).
Charles Honoris menilai pemerintah harus melarang traveler atau turis dari tiga negara yang banyak menyumbang kasus virus corona, di antaranya Iran, Korea Selatan, dan Italia.
"Pembatasan ini bisa dimulai dari tiga negara lain dengan penyebaran virus corona tercepat di luar Tiongkok yakni Iran, Korea Selatan khususnya dari wilayah Daegu dan Italia," ujar Charles, dalam keterangannya, Rabu (4/3/2020).
Menurutnya pembatasan ini tidak akan mengganggu hubungan Indonesia dengan tiga negara sahabat tersebut. Karena mereka juga sudah melakukan pembatasan perjalanan serupa.
Baca: Masker Langka dan Harganya Melonjak, KPPU Klaim Tidak Temukan Adanya Pelanggaran
Baca: Rempah-rempah yang Diyakini Bisa Cegah Penularan Virus Vorona Menurut Profesor dari Unair
Baca: Pejabat Tinggi Iran Meninggal Dunia Akibat Virus Corona
"Semua dilakukan semata-mata demi kerjasama global dalam mengatasi merebaknya virus yang telah menewaskan ribuan orang tersebut," kata dia.
Politikus PDI Perjuangan tersebut juga mengimbau pemerintah memberi perhatian khusus terhadap situasi Iran yang semakin tak kondusif.
Oleh karenanya, kata dia, pembatasan masuk bagi pengunjung yang datang dari Iran dirasa penting. Pemberian visa bagi warga negara Iran juga harus dihentikan untuk sementara.
"Pemerintah sebaiknya menghentikan untuk sementara pemberian visa bagi WN Iran dan larangan masuk bagi orang-orang yang baru berpergian ke Iran," jelas Charles.
"Sebaliknya WNI yang berencana berpergian ke negara-negara dengan sejumlah kasus corona, hendaknya juga menahan diri. Sebaiknya perjalanan dilakukan setelah penyebaran virus corona ini bisa terkendali," tandasnya.